News
Jumat, 28 April 2017 - 21:10 WIB

Lawan Islamophobia, Presiden Austria Minta Wanita Non-Muslim Pakai Jilbab

Redaksi Solopos.com  /  Septina Arifiani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Presiden Austria, Alexander Van der Bellen (Dailymail.co.uk)

Presiden Autria meminta wanita non-muslim memakai jilbab untuk melawan Islamophobia.

Solopos.com, VIENNA – Presiden Austria, Alexander Van der Bellen, menyarankan seluruh wanita di dunia berhijab sebagai upaya memerangi Islamophobia yang terjadi akhir-akhir ini. Pernyataan tersebut disampaikan dalam sebuah pidato di Gedung Uni Eropa di Wina, Kamis (27/4/2017).

Advertisement

Van der Bellen mengaku prihatin dengan peraturan pemerintah Austria yang melarang penggunaan jilbab di ruang publik, Januari 2017. Menurutnya, setiap wanita memiliki kebebasan untuk berpenampilan, termasuk bagi yang berjilbab.

“Berjilbab adalah hak seorang wanita muslim. Mereka semestinya tidak dilarang melakukan hal tersebut, hanya karena ketakutan yang tak beralasan,” ujar Van der Bellen seperti dikabarkan Daily Mail.

Dalam pidato itu, Van der Bellen menyarankan seluruh pelajar perempuan mengenakan jilbab sebagai solidaritas kepada umat Islam. Menurutnya, fenomena Islamophobia harus segera ditangani agar tidak berlarut-larut dan menyengsarakan kaum muslim.

Advertisement

“Jika dibiarkan, maka Islamophobia akan semakin menyebar luas. Oleh sebab itu, saya meminta semua siswi memakai jilbab sebagai bentuk solidaritas kepada kaum muslim,” sambungnya seperti dilansir Russia Today.

Pernyataan Ven der Bellen kemudian menimbulkan kontroversi di masyarakat. Sebagian tidak setuju dengan permintaan sang presiden karena dinilai tidak masuk akal. Bahkan, sejumlah pejabat di Austria menentang permintaan tersebut. Mereka bahkan mengkritik peraturan yang dikeluarkan oleh Komunitas Agama Islam Austria (IGGO) yang meminta remaja perempuan mengenakan jilbab di masa pubertas.

Sementara itu, sejak Januari 2017, pemerintah Austria memang telah mengeluarkan larangan pemakaian jilbab di ruang publik. Aturan tersebut diperkenalkan oleh Partai Sosial Demokrat yang berkuasa. Sebelumnya, aturan yang sama juga telah diberlakukan di beberapa negara Eropa seperti, Swiss, Prancis, dan Belgia.

Advertisement

Larangan pemakaian jilbab diberlakukan karena berbagai aksi terorisme yang dilakukan oleh kelompok militan muslim. Guna mengantisipasi hal tersebut, pemerintah di beberapa negara tersebut akhirnya memberlakukan aturan larangan berjilbab. 

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif