Soloraya
Kamis, 27 April 2017 - 16:35 WIB

INFRASTRUKTUR SOLO : Antisipasi Digusur untuk Kereta Bandara, Warga Kadipiro Cari Rumah Baru

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Patok penanda proyek pembangunan jalur KA Bandara Adi Soemarmo-Stasiun Solo Balapan terpasang di lapangan Kampung Lemah Abang RW 021 Kadipiro, Banjarsari. Foto diambil Kamis (27/4/2017) pagi. (Irawan Sapto Adhi/JIBI/Solopos)

Infrastruktur Solo, warga Kadipiro mulai mencari tempat tinggal baru karena takut rumah mereka digusur untuk kereta bandara.

Solopos.com, SOLO — Sejumlah warga Kampung Lemah Abang RW 021 Kelurahan Kadipiro, Banjarsari, Solo, mulai mencari informasi tempat tinggal baru sebagai langkah antisipasi jika rumah mereka dibongkar untuk proyek jalur kereta api (KA) Bandara Adi Soemarmo-Stasiun Solo Balapan.

Advertisement

Warga RT 001/RW 021 Kadipiro, Kondang Sri Sarwo Edi, menghitung sedikitnya sudah empat kali petugas proyek pembangunan jalur KA bandara meninjau Kampung Lemah Abang hingga masuk ke wilayah permukiman rumah warga. Petugas datang mengukur lahan, memasang patok pembatas, hingga memotret sejumlah bangunan rumah warga. (Baca: Warga Kadipiro  Minta Kepastian Penggunaan Lahan untuk Jalur Kereta Bandara) 

Dia menyebut petugas terakhir datang pada pekan lalu untuk mendata identitas warga yang terdampak proyek pembangunan rel KA bandara. Petugas sudah memasang patok dan memberikan tanda cat warna merah di sejumlah lokasi.

Advertisement

Dia menyebut petugas terakhir datang pada pekan lalu untuk mendata identitas warga yang terdampak proyek pembangunan rel KA bandara. Petugas sudah memasang patok dan memberikan tanda cat warna merah di sejumlah lokasi.

“Kami yakin lokasi yang diberi patok dan tanda cat tersebut merupakan lokasi yang akan dipakai untuk membangun jalur rel. Jika merunut keberadaan patok dan tanda cat yang ada, rel Solo-Semarang akan bercabang menuju bandara di wilayah Kampung Bayan hingga masuk Lemah Abang,” kata Edi saat berbincang dengan Solopos.com, Kamis (27/4/2017).

Edi menuturkan petugas lapangan yang datang mengukur dan memasang patok di Kampung Lemah Abang enggan menjawab ketika dimintai kepastian informasi soal pembangunan jalur KA bandara oleh warga. Petugas hanya meminta warga bersabar karena proyek akan disosialisasikan secara resmi oleh pejabat berwenang.

Advertisement

“Jika melihat tanda yang ada, rumah saya kemungkinan besar ikut dibongkar untuk jalur rel. Saya pribadi menganggap beruntung jika rumah terdampak langsung pembangunan rel. Jika rumah enggak kena, malah rugi,” kata Edi.

Edi meyakini harga tanah akan langsung jatuh ketika statusnya berubah jadi lahan di pinggir rel. Akses kendaraan menuju rumah otomatis juga susah setelah ada rel.

“Lebih parah lagi jika samping kanan kiri rel nanti ditembok. Maka dari itu saya mulai mencari informasi tempat tinggal baru di luar sini,” jelas Edi.

Advertisement

Warga Kampung Lemah Abang RT 002/RW 021 Kadipiro, Suharsono, berharap segera ada sosialisasi dari pemerintah terkait rencana pembangunan rel KA bandara. Dia menyebut warga resah karena belum juga mendapatkan kepastian informasi soal nasib ke depan jika terdampak proyek yang ditarget Presiden Jokowi harus rampung pada 2018 tersebut.

Suharsono menilai sekarang warga butuh penjelasan soal nilai kompensasi jika tanah dan rumah warga terdampak proyek pembangunan rel KA bandara. “Rencana pindah tempat tinggal tentu juga dipikirkan warga setelah melihat petugas memasang patok di sekitar rumah untuk pembangunan rel. Tapi kami tentu butuh negosiasi lebih dahulu soal nilai kompensasi jika lahan dan rumah terdampak proyek pembangunan rel,” kata dia.

Dia tidak mau asal diminta pindah lalu rumah dibongkar paksa. Dia berharap ada ganti untung yang diperoleh warga, misalnya tanah yang terdampak dihargai enam kali lipat dari harga pasaran sekarang.

Advertisement

Warga RT 001/RW 021 Kadipiro, Hery, 45, meminta pemerintah segera menyosialisasikan proyek pembangunan jalur KA bandara dengan mengundang warga yang terdampak. Disinggung soal jumlah rumah warga yang terdampak proyek yang telah didata petugas, dia mengaku tidak tahu.

Lurah Kadipiro, Sugeng Budi Prasetyo, yang disebut-sebut ikut mendampingi petugas saat survei terakhir, tidak berada di ruang kerjanya saat Solopos.com mendatangi kantornya, Kamis pagi. Berdasarkan keterangan sejumlah pegawai Kantor Kelurahan Kadipiro, Sugeng tidak ngantor karena sakit.

Sementara petugas kelurahan mengaku tidak tahu mengenai data warga yang terdampak proyek pembangunan jalur KA Bandara karena yang terlibat langsung di lapangan adalah lurah.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif