News
Kamis, 27 April 2017 - 20:30 WIB

2 Anggota DPR Temui Pengusaha Sebelum Lelang E-KTP

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Jaksa Penuntut Umum KPK membawa berkas perkara kasus dugaan korupsi proyek E-KTP ke dalam gedung pengadilan Tipikor, Jakarta, Rabu (1/3/2017). (JIBI/Solopos/Antara/M Agung Rajasa)

Dua anggota DPR diketahui menemui pengusaha sebelum penganggaran dan lelang proyek e-KTP dilakukan.

Solopos.com, JAKARTA — Dua anggota DPR diketahui menemui pengusaha yang bergerak di bidang biometrik yaitu Presiden Direktur PT Avidisc Crestec Interindo, Wirawan Tanzil, sebelum proses penganggaran proyek e-KTP dilakukan.

Advertisement

“Saya pernah bertemu dengan Pak Mul, Pak Ignatius Mulyono itu sebelum ‘beauty contest‘ KTP-E,” kata Wirawan dalam sidang di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta, Kamis (27/4/2017).

Wirawan bersaksi untuk dua terdakwa, yaitu mantan Direktur Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) Kemendagri, Irman, dan mantan Direktur Pengelolaan Informasi Administrasi Kependudukan (PIAK) Dukcapil Kemendagri, Sugiharto. Sedangkan “beauty contest” yang dimaksud adalah proof of concept (POC) yaitu pengujian perangkat dan output yang dilakukan di Casablanca pada 2010.

Ignatius Mulyono adalah anggota Komisi II DPR dari Fraksi Partai Demokrat yang juga koordinator Badan Anggaran di Komisi II. “Waktu itu Pak Ignatius Mulyono kenal dengan Andi [Narogong] lalu Andi bicara ke Pak Mulyono agar bicara dengan saya, hanya bicara teknis. Dia tanya mana yang bagus, yang speed-nya cepat, jadi saya cerita soal biometrik,” ungkap Wirawan.

Advertisement

Wirawan mengaku bahwa pertemuan itu tidak terjadi saat pembahasan anggaran e-KTP, melainkan saat pembahasan UU KTP-E sehingga ia pun memberikan masukan mengenai identitas tunggal kepada Ignatius. Selain bertemu Ignatius, Wirawan juga dua kali bertemu dengan mantan Ketua Komisi II DPR dari Fraksi Partai Golkar Chaeruman Harahap.

“Bertemu dengan Pak Charuman di Plaza Senayan dan Senayan City. Dia tanya apa saya kerja di bidang biometrik, lalu dia tanya mana yang benar jadi saya cerita speed-nya harus mencapai target tertentu kalau tidak nanti tidak keburu,” ungkap Wirawan.

Pertemuan itu menurut Wirawan diinisiasi oleh Chaeruman yang mengetahui bahwa Wirawan adalah rekan dari Ignatius bahwa Wirawan pelaku usaha bidang biometrik. Saat bertemu Chaeruman, Wirawan mengaku diceritakan kalau produk Automated Finger Print Identification Sistem (AFIS) dari Cogent Systems Inc harganya mahal. “Tapi saya katakan tidak apa-apa,” tambah Wirawan.

Advertisement

“Dalam BAP saksi mengatakan pernah dua kali bertemu dengan Chaeruman dan seingat saya yang disampaikan terkait harga yang ditawarkan Cogent harga yang mahal. Chaeruman minta informasi terkait harga Cogent pengadaan e-KTP dan menyampaikan produk L-1 adalah produk yang lebih murah dari produk Cogent, apakah ini benar?” tanya jaksa KPK Taufiq Ibnugroho.

“Saya tidak mengatakan produk dari L-1, tapi Pak Chaeruman mengatakan ada yang lebih murah dari Cogent lalu saya katakan itu L-1,” jawab Wirawan.

AFIS merk L-1 itulah yang akhirnya dipakai dalam proyek e-KTP di Indonesia. Penyedia barang L-1 adalah Johannes Marliem yang juga menjadi anggota Konsorsium Fatmawati bentukan Andi Narogong yang sudah bekerja sama sejak awal dengan Irman dan Sugiharto. “Pertemuan selanjutnya di Senayan City, tapi itu sudah lewat setelah proyek KTP-E jalan, sekitar 2013-2014,” ungkap Wirawan.

Advertisement
Kata Kunci : Korupsi E-ktp
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif