Soloraya
Rabu, 26 April 2017 - 06:10 WIB

TRANSPORTASI WONOGIRI : Merugi, Sopir Angkuta Nekat Lewat Daerah Larangan

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Beberapa angkutan umum perkotaan (angkuta) memangkal di depan Pasar Kota Wonogiri, Sabtu (22/4/2017). (Danur Lambang Pristiandaru/JIBI/Solopos)

Transportasi Wonogiri, sopir angkuta nekat mangkal di depan Pasar Kota Wonogiri.

Solopos.com, WONOGIRI — Sejumlah sopir angkutan umum perkotaan (angkuta) membandel dengan melewati depan Pasar Kota Wonogiri meski sudah dilarang. Hal itu karena para sopir itu merugi dengan pemindahan jalur.

Advertisement

Jalur angkuta resmi dipindah melewati belakang lantai III Pasar Kota Wonogiri mulai 16 Maret 2017. Salah satu sopir angkuta, Joko, mengatakan dia bersama beberapa sopir lainnya melakukan hal tersebut jika tidak ada petugas Dinas Perhubungan (Dishub) Wonogiri yang berjaga di sekitar pasar.

Dia nekat melewati depan pasar karena ongkos untuk membeli bensin membengkak jika melewati belakang lantai III Pasar Kota Wonogiri. Sebelum jalur angkuta dipindah, dia menghabiskan Rp90.000/hari untuk membeli bensin.

Namun, sejak jalur angkuta dipindah, dia harus membeli bensin senilai Rp110.000/hari. “Jalannya [menuju lantai III Pasar Kota Wonogiri] menanjak sehingga jadi boros bensin. Padahal pendapatan dan setoran harian enggak berubah,” kata dia saat berbincang dengan Solopos.com di depan Pasar Kota Wonogiri, Sabtu (22/4/2017).

Advertisement

Sopir angkuta lain, Eko, mengaku kerap tombok jika melewati belakang lantai III Pasar Kota Wonogiri. “Untuk beli bensin Rp110.000/hari, untuk setoran Rp90.000/hari. Minimal kami harus dapat Rp200.000/hari. Saya sering tombok jika tidak mendapat uang Rp200.000/hari,” ujarnya.

Menurutnya, pengalihan jalur angkuta tersebut tidak berdampak terhadap jumlah kunjungan ke lantai III Pasar Kota Wonogiri. “Kebanyakan penumpang turun di lantai dasar pasar atau di samping Toserba Luwes. Jarang sekali ada penumpang yang turun di belakang pasar. Justru kami yang terkena dampak dengan membengkaknya ongkos beli bensin,” tambahnya.

Dia berharap Dishub Wonogiri kembali mengalihkan jalur angkuta seperti semula. Dari hari ke hari semakin banyak sopir angkuta yang banting setir cari pekerjaan lain karena selalu tombok setiap hari.

Advertisement

Dihubungi secara terpisah, Kepala Dishub Wonogiri, Ismiyanto, mengatakan sopir angkuta bermain kucung-kucingan dengan petugas Dishub Wonogiri. Saat tidak ada petugas, mereka nekat melewati depan Pasar Kota Wonogiri.

“Ini kan masih tahap baru, tentu semua mengalami proses penyesuaian dan evaluasi. Tentunya kami juga akan mengevaluasi petugas dan sopir angkuta. Jalur yang akan dilewati angkuta juga akan dievaluasi. Ke depan, infrastuktur jalan akan diperbaiki sehingga penerapan jalur yang baru semakin tertib,” kata dia saat dihubungi Solopos.com, Senin (24/4).

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif