Soloraya
Rabu, 26 April 2017 - 23:15 WIB

PENATAAN KOTA SOLO : PKL Serobot Jalur Pedestrian Koridor Gatot Subroto

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kendaraan pengangkut barang diparkir di trotoar Jl. Gatot Subroto, Solo, Selasa (4/4/2017). (Istimewa)

Penataan Kota Solo, jalur pedestrian di koridor Gatsu diserobot PKL.

Solopos.com, SOLO — Berbagai pelanggaran masih terus terjadi di koridor Jl. Gatot Subroto kawasan Singosaren, Solo, khusus di jalur untuk pedestrian. Setelah sebelumnya dipakai untuk parkir kendaraan dan bongkar muat barang dagangan, jalur pedestrian tersebut kini giliran diserobot pedagang kaki lima (PKL).

Advertisement

Padahal area pedestrian dibangun Pemerintah Kota (Pemkot) untuk memberi ruang dan kenyamanan bagi pejalan kaki. Berdasarkan pantauan Solopos.com, sejumlah PKL nekat menggelar dagangan di kawasan pedestrian Jl. Gator Subroto.

Kepala Seksi (Kasi) Penataan dan Pembinaan PKL Dinas Perdagangan (Disdag) Solo, Didik Anggono, mengaku miris melihat kondisi jalur pedestrian Jl. Gatot Subroto yang menjadi area untuk menggelar dagangan. Ia akan menertibkan lapak PKL tersebut.

Advertisement

Kepala Seksi (Kasi) Penataan dan Pembinaan PKL Dinas Perdagangan (Disdag) Solo, Didik Anggono, mengaku miris melihat kondisi jalur pedestrian Jl. Gatot Subroto yang menjadi area untuk menggelar dagangan. Ia akan menertibkan lapak PKL tersebut.

“Kawasan di sana sudah kami sterilkan dari aktivitas PKL. Jadi kami akan tertibkan,” katanya ketika dijumpai wartawan di Balai Kota, Rabu (26/4/2017).

Jalur pedestrian sudah jelas diperuntukkan pejalan kaki, bukan untuk pedagang. Salah satunya dengan memperlebar jalur pedestrian dari sebelumnya satu meter menjadi dua meter. Pelebaran jalur pedestrian itu untuk memberikan hak bagi pejalan kaki.

Advertisement

Didik mengatakan puluhan PKL telah direlokasi ke beberapa pasar tradisional di Kota Bengawan. Pasar itu di antaranya Pasar Kembang, Pasar Kadipolo, Pasar Penumping, Pasar Kliwon, dan Pasar Rejosari.

Para PKL tersebut mestinya tidak lagi menggelar dagangan di sepanjang kawasan Jl. Gatot Subroto. Pedagang tersebut memanfaatkan kelengahan petugas dengan menggelar dagangan di jalur pedestrian Jl. Gatot Subroto.

Didik mengakui jika petugas kerap kucing-kucingan dengan PKL. “Jadi kalau petugas tidak ada, PKL muncul lagi. PKL kucing-kucingan dengan petugas,” katanya.

Advertisement

Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Solo Endah Sitaresmi Suryandari mengatakan proyek penataan kawasan walking street Jl. Gatot Subroto menelan anggaran Rp15 miliar meliputi pembangunan jalur pedestrian, street furniture, dan perbaikan drainase. Selain itu penataan kabel listrik dan telepon bawah tanah. “Kawasan Gatsu harus steril PKL sebagai salah satu upaya penataan di sana,” kata Sita.

Penataan kawasan Jl. Gatot Subroto dikerjakan untuk memberikan ruang bagi pejalan kaki. Dengan demikian kawasan tersebut harus steril dari aktivitas PKL.

 

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif