Muslim di Bangladesh menuntut patung dewi keadilan di depan gedung pengadilan dihancurkan karena dianggap seperti berhala.
Solopos.com, DHAKA – Ribuan warga muslim di Bangladesh mengggelar unjuk rasa menyerukan pemindahan atau penghancuran patung kontroversial yang dipasang di gedung pengadilan tinggi, Dhaka. Patung yang disebut sebagai dewi keadilan itu diprotes karena dianggap tidak sesuai dengan jati diri bangsa.
Dilansir Straitstimes, Sabtu (22/4/2017), para demonstran menganggap patung wanita dengan mata tertutup (Athemis) yang kedua tangannya memegang pedang dan timbangan itu diprotes karena mirip dengan dewa yang disembah orang Yunani. Oleh sebab itu, mereka meminta patung tersebut dipindah atau dihancurkan dan diganti dengan Alquran. Sebab, mayoritas penduduk Bangladesh memeluk agama Islam.
Pengunjuk rasa yang tergabung dalam kelompok Islami Andolan Bangladesh (IAB), tersebut melakukan aksi di luar Masjid Baitul Mukarram, Dhaka, seusai salat Jumat. Dalam aksi tersebut, mereka membawa spanduk berisi aspirasi tentang penghancuran patung di gedung pengadilan.
Rafiqul Islam, kepala kepolisian setempat mengatakan aksi tersebut diikuti sekitar 10.000 orang. Sementara itu, juru bicara IAB, Atiqur Rahman, mengatakan, pihaknya menuntut pemerintah mencopot hakim agung dari jabatannya karena tidak menanggapi tuntutan mereka. Padahal, penempatan patung tersebut tidak disukai oleh Perdana Menteri Bangladesh, Sheikh Hasina.
Dalam sebuah pertemuan dengan pemuka agama, Hasina dengan tegas mengatakan ketidaksukaannya terhadap keberadaan patung tersebut. Namun, beberapa pihak yang tidak mendukungnya mengungkap jika hal itu sengaja dilakukan untuk menarik simpati publik menjelang pemilihan umum. Bahkan, sejumlah pejabat pemerintahan bersikukuh mempertahankan patung tersebut karena dianggap sebagai simbol keadilan.
Aksi unjuk rasa tersebut bukan kali pertama dilakukan. Pada awal Maret 2017, sejumlah warga muslim Bangladesh telah melakukan aksi protes menuntut penghancuran patung tersebut karena dianggap seperti berhala. Namun, sampai saat ini, pemerintah Bangladesh masih bergeming. Hal itu membuat mereka marah dan kembali melakukan protes.