News
Selasa, 25 April 2017 - 10:46 WIB

Ahok Ibaratkan Dirinya Ikan Nemo di Jakarta yang Melawan Arus

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) memasuki ruang sidang untuk menjalani sidang lanjutan kasus dugaan penistaan agama di Auditorium Kementerian Pertanian, Jakarta, Rabu (29/3/2017). (JIBI/Solopos/Antara/Hafidz Mubarak A.)

Ada yang menarik dalam pledoinya. Dia mengibaratkan dirinya sebagai ikan kecil Nemo di Jakarta.

Solopos.com, JAKARTA — Dalam nota pembelaan (pledoi) yang dibaca sendiri di Auditorium Kementerian Pertanian (Kementan), Jakarta, Selasa (25/4/2017), Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menyatakan tidak ada niat menodai agama atau golongan. Ahok menganalogikan dirinya sebagai ikan Nemo di Jakarta yang sedang melawan arus.

Advertisement

Gubernur DKI Jakarta itu mencoba melakukan flashback kunjungannya ke Kepulauan Seribu 27 September 2016 lalu. Menurutnya, kunjungan tersebut adalah bentuk komitmennya menyejahterakan rakyatnya, yaitu otak, perut, dan dompet warga Jakarta penuh. Pasalnya, kunjungan dan pidato itu untuk meyakinkan warga Jakarta ikut program budi daya ikan kerapu di Pulau Pramuka meski dia tidak akan terpilih lagi sebagai gubernur.

“Terbukti JPU mengakui saya tidak punya niat apapun untuk menista agama. Dan saya tegaskan saya tidak punya niat untuk menista kelompok tertentu,” kata Ahok.

Ahok pun bercerita tentang pengalamannya mengajak anak-anak TK di Balai Kota Jakarta menonton film Finding Nemo. Hal itu dilakukan Ahok saat anak-anak tersebut bertanya mengapa dirinya terkesan melawan arus dan ribut dengan semua orang. Karena bingung menjawab, Ahok mengajak mereka menonton film dan menjelaskan maknanya.

Advertisement

“Bapak mau kasih tahu. Kalian bisa lihat enggak? Papanya [ayah Nemo] tidak mau anaknya masuk jaring. Nemo kan kecil, bisa keluar masuk. Ikan besar bisa tertangkap, kalau ikan Nemo mau masuk? Bisa saja [lolos jaring]. Tapi papanya kuatir, kalau banyak ikan, [Nemo] bisa kejepit, [ikut] terangkat [jaring],” cerita Ahok menirukan dirinya saat berbicara dengan anak-anak itu.

Menurut Ahok, ikan-ikan itu bisa saja ikut terjebak jaring jika berenang ke atas. Namun Nemo punya pikiran lain karena jika berenang ke bawah, dia akan tertangkap. Di situlah Nemo melawan arus dengan berenang ke bawah, bukan seperti ikan-ikan lainnya. Baca juga: Kutip Tulisan Goenawan Mohamad, Ahok Sebut Kasusnya Fitnah yang Diulang-Ulang.

“Nemo yang tahu, waktu Nemo minta berenang berlawanan arah, nurut enggak yang lainnya? Enggak. Kita melawan arus yang berbeda dengan kita, tapi kita lakukan untuk keselamatan mereka. Akhirnya papanya izinkan. Nemo tau ga resikonya? Tahu. Begitu [ikan-ikan] lepas, ada enggak ikan yang berterima kasih pada Nemo? Enggak ada.”

Advertisement

“Ini yang harus kita lakukan, meskipun melawan arus, kita harus tetap teguh. Mungkin enggak ada yang berterima kasih pada dia, karena Tuhan yang menghiutungnya, bukan orang. Bukan soal ketangkap ikannya, tapi kamu siapa? Saya hanya ikan kecil Nemo di jakarta. Ini pelajaran untuk kita,” kata Ahok.

Ahok mengaku percaya pada kekuatan untuk melawan arus meskipun dirinya diabaikan. Dia mengaku hanya seperti ikan kecil Nemo di Jakarta, yang akan menolong yang miskin dan membutuhkan. “Meskipun saya dicaci makin dan dihujat karena kepercayaan saya, saya akan melayani dengan kasih.”

Akhirnya, pledoi itu ditutup dengan pertanyaannya soal dakwaan jaksa dan tuntutan bahwa dia menghina kelompok tertentu. “Haruskah dipaksakan saya menghina gologan, padahal tidak ada bukti bahwa saya berniat melakukan penodaan agama, maupun terhadap golongan.
Saya berkeyakinan majelis hakim akan memberikan keputusan yang adil karena berketuhanan.”

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif