Soloraya
Senin, 24 April 2017 - 22:15 WIB

KARNAVAL SOLO : Begini Kemeriahan Festival Hadrah dari Kota Barat ke Sriwedari

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Salah satu kelompok peserta parade dalam Festival Hadrah 2017 tampil dengan pertunjukan atraksi sembur api, Senin (24/4/2017) sore. (Irawan Sapto Adhi/JIBI/Solopos)

Karnaval Solo, ribuan peserta memeriahkan kirab Festival Hadrah.

Solopos.com, SOLO — Ribuan peserta Festival Hadrah 2017 tampil begitu bersemangat saat mengikuti parade dengan berjalan kaki mulai dari Lapangan Kota Barat menuju Stadion Sriwedari, Solo, Senin (24/4/2017) sore.

Advertisement

Mereka bukan saja menyajikan keahlian dalam hal menabuh rebana dan olah vokal kepada para penonton, melainkan juga kekompakan koreografi serta penggunaan busana yang meriah sesuai konsep atau tema masing-masing.

Iring-iringan peserta Festival Hadrah tidak henti-hentinya menjadi objek sasaran kamera para penonton yang memadati jalan sepanjang rute parade mulai dari Jl. dr. Moewardi, Jl. Slamet Riyadi, hingga Jl. Bhayangkara. Salah satu penonton yang merasa begitu terhibur dengan penampilan para peserta Festival Hadrah 2017 adalah Rohmadi, 30.

Advertisement

Iring-iringan peserta Festival Hadrah tidak henti-hentinya menjadi objek sasaran kamera para penonton yang memadati jalan sepanjang rute parade mulai dari Jl. dr. Moewardi, Jl. Slamet Riyadi, hingga Jl. Bhayangkara. Salah satu penonton yang merasa begitu terhibur dengan penampilan para peserta Festival Hadrah 2017 adalah Rohmadi, 30.

Warga Desa Bendan, Kecamatan Banyudono, Boyolali, tersebut puas melihat penampilan para peserta yang tampil beda satu sama lain. “Penampilan para peserta seru untuk dilihat. Mereka bukan hanya menabuh rebana dan mengumandangkan selawat saat berjalan menuju Stadion Sriwedari, tapi juga menari dan mengenakan beragam kostum. Saya juga melihat ada kelompok peserta yang bahkan membawa perlengkapan berupa gunungan hingga atraksi sembur api,” kata Rohmadi saat berbincang dengan Solopos.com di sela-sela menyaksikan parade di Jl. dr. Moewardi, Senin.

Penonton lain, Sartika Rahayu, 43, juga antusias menyaksikan parade dalam Festival Hadrah 2017. Dia menyampaikan penyelenggaraan parade hadrah tersebut bisa menjadi sarana edukasi kepada anak-anak khususnya, terkait pengenalan hadrah sebagai salah satu warisan kebudayaan Islam di Indonesia.

Advertisement

Ketua Panitia Festival Parade Hadrah 2017, Samachin, mengatakan parade dalam Festival Hadrah 2017 diikuti 213 kelompok peserta. Masing-masing kelompok terdiri atas 15 orang hingga 50 orang.

Dia menyampaikan sebenarnya masih banyak kelompok peserta yang ingin mendaftar ikut parade Festival Hadrah, namun terpaksa tidak bisa diterima karena keterbatasan anggaran. Setiap kelompok peserta mendapat stimulan dana dari Pemkot senilai Rp1 juta.

Peserta parade Festival Hadrah mulai tiba di Stadion Sriwedari pada sekitar pukul 17.00 WIB. Mereka lantas secara bergantian mengambil air wudu untuk melaksanakan salat Magrib.

Advertisement

Setelah salat Magrib, mereka tidak meninggalkan Stadion Sriwedari. Mereka masih berada di stadion untuk kemudian ikut menabuh hadrah secara kolosal dengan dipimpin ulama Habib Syech bin Abdul Qodir Assegaf.

Acara tersebut dimulai setelah Habib Syech naik ke panggung pada sekitar pukul 20.00 WIB. Turut hadir di panggung bersama Habib Syech, antara lain Wakil Wali Kota Solo Achmad Purnomo, Kapolresta Solo, Wakapolresta Solo, dan Ketua PCNU Solo.

Habib Syech kemudian memimpin acara. Dia mempersilakan Wakil Wali Kota Solo, Achmad Purnomo, untuk memberikan sambutan sebelum acara berselawat bersama dimulai. Achmad Purnomo mengatakan Festival Hadrah digelar Pemkot salah satunya untuk menanamkan semangat persatuan, toleransi, dan kebhinekaan di Solo.

Advertisement

“Konsep Festival Hadrah berselawat merupakan parade hadrah untuk membangkitkan kembali kebudayaan islam di Indonesia,” kata Purnomo saat memberikan sambutan.

Dalam sambutannya, Purnomo juga bercerita mengenai pengalamannya yang baru saja mendapat masukan dari Habib Syech terkait pencanangan Kota Solo sebagai Kota Berselawat. Menurut dia, Habib Syech belum yakin betul soal pencanangan Kota Solo sebagai Kota Berselawat sekarang.

“Tadi di ruang transit, Habib Syech menyampaikan kepada saya. Habib Syech belum yakin betul kalau Solo dijadikan sebagai Kota Berselawat sebelum ada prasasti hitam di atas putih. Saya akan menyampaikan kepada Pak Wali agar Solo dinyatakan di atas bukti prasasti sebagai Kota Berselawat. Dalam rangka event kota Solo, Festival Hadrah diadakan dengan harapan menjadi wahana apresiasi masyarakat khususnya Islam dan pencinta seni Islam di solo,” jelas Purnomo.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif