Soloraya
Minggu, 23 April 2017 - 16:35 WIB

WISATA SUKOHARJO : Komunitas Rotan Kalimantan Ikut Ramaikan Grebek Rotan Trangsan

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Wisata Sukoharjo, Grebek Rotan digelar dimulai Senin (24/4/2017) di Desa Trangsan.

Solopos.com, SUKOHARJO — Para pengusaha kerajinan rotan Trangsan, Sukoharjo, akan menggelar Grebek Rotan di desa tersebut mulai Senin (24/4/2017). Panitia akan menghadirkan komunitas rotan Kalimantan di acara tersebut.

Advertisement

Kehadiran komunitas rotan Kalimantan diharapkan menjadi ikon untuk membangkitkan kembali kerajinan rotan Desa Trangsan yang sempat booming pada 2001 hingga 2008. Apalagi Kalimantan adalah daerah asal bahan baku rotan sehingga bisa bersinergi dengan Trangsan.

Hal itu disampaikan sekretaris panitia Grebek Rotan, Suwarto yang akrab disapa Ucok, didampingi Ketua panitia Suryanto dan bendahara Agung, ditemui wartawan di saah satu rumah makan di Sukoharjo, Jumat (21/4/2017). Menurut dia, Gerebek Rotan akan berlangsung hingga Sabtu (29/4/2017).

Advertisement

Hal itu disampaikan sekretaris panitia Grebek Rotan, Suwarto yang akrab disapa Ucok, didampingi Ketua panitia Suryanto dan bendahara Agung, ditemui wartawan di saah satu rumah makan di Sukoharjo, Jumat (21/4/2017). Menurut dia, Gerebek Rotan akan berlangsung hingga Sabtu (29/4/2017).

“Kegiatan dimeriahkan pasar malam, pentas seni, dan penampilan band remaja dan diakhiri pada Sabtu dengan pentas wayang kulit semalam suntuk di halaman Balai Desa Trangsan oleh Dalang Ki Bagong Darmono dan lakon Semar Mbangun Kahyangan. Cerita itu memiliki filosofi terbangunnya kembali kejayaan rotan di Trangsan.”

Suwarto mengatakan Grebek Rotan diawali karnaval budaya dengan menghadirkan sejumlah 190 perajin rotan aktif dan 3.000-an warga Desa Trangsan, Kecamatan Gatak, Sukoharjo. Seusai karnaval dilanjutkan launching showroom kerajinan rotan oleh Bupati Sukoharjo, Wardoyo Wijaya. Rute karnaval sekitar 1,8 kilometer hingga dua kilometer.

Advertisement

Ucok menyatakan festival bertujuan mengembalikan kelestarian kerajinan rotan Desa Trangsan. “Sekarang ini masyarakat Desa Trangsan mulai menyadari kerajinan rotan sebagai mata pencaharian. Penghasil rotan terbesar di Jateng itu ya di Trangsan,” jelas dia.

Di Provinsi Jateng ada dua sentra kerajinan rotan yakni Jepara dan Trangsan, Sukoharjo, sedangkan di Indonesia sentra pengrajin rotan terbesar ada di Cirebon, Jabar, dan Sidoharjo, Jatim. “Produksi terbesar rotan di Trangsan, Sukoharjo, tetapi seiring perkembangan waktu, nama Trangsan sebagai penghasil rotan mulai memudar tetapi tiga tahun terakhir mulai bangkit lagi.”

Suwarto mengakui selama tujuh tahun atau sejak 2001 hingga 2008 produksi rotan asal Trangsan sempat booming. “Dahulu 99% produk rotan untuk ekspor. Seiring krisis ekonomi ekspor rotan mulai turun dan pengrajin mulai memproduksi kebutuhan lokal. Dua tahun terakhir produksi rotan di Trangsan berbanding 60% lokal dan 40% ekspor,” kata dia.

Advertisement

Pasar lokal menjadi incaran produsen sehingga Desa Trangsan dijadikan Desa Wisata Rotan dan dibangun eduwisata bekerja sama dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sukoharjo. Ketua panitia, Suryanto, menambahkan keberadaan eduwisata dimaksudkan mengenalkan industri lokal kepada generasi penerus.

Festival rotan diharapkan menjadi momentum kebangkitan kembali industri rotan di Trangsan. “Festival tahun ini akan bernuansa rotan dan berbeda dengan tahun lalu. Festival rotan menjadi peristiwa budaya berkreasi baru yang sengaja menciptakan dan menumbuhkan semangat kerja dan daya cipta serta kreativitas segenap pelaku industri mebel rotan di Desa Trangsan. Ada 30 stan dan 100-an perajin terlibat dalam pameran.”

Agung menambahkan nuansa rotan akan terlihat pada wayang pandawa lima berukuran besar sekitar empat meter berbahan rotan.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif