Soloraya
Minggu, 23 April 2017 - 17:35 WIB

INFRASTRUKTUR SRAGEN : Polusi Debu Melanda, Puluhan Warung Terpaksa Tutup

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sebuah warung mi ayam di Jl. Agus Salim ditutup oleh pemiliknya akibat sepi pembeli, Sabtu (22/4/2017). (Moh. Khodiq Duhri/JIBI/Solopos)

Pencemaran lingkungan Sragen, puluhan warung di pinggir jalan terpaksa tutup karena polusi debu.

Solopos.com, SRAGEN — Puluhan tempat usaha di sepanjang Ring Road Selatan Sragen tepatnya di Jl. Hos Cokroaminoto dan Jl. Agus Salim terpaksa tutup sebulan terakhir.

Advertisement

Polusi udara akibat banyaknya debu yang beterbangan di sepanjang jalan itu memaksa warga menutup tempat usaha mereka. Pantauan Solopos.com, Sabtu (22/4/2017), tempat-tempat usaha yang tutup itu didominasi warung makan. (Baca: Aksi Tutup Jeglongan Sewu Berefek, Jalan Berdebu dan Ganggu Kesehatan Warga)

Papan nama warung masih terpasang di pinggir jalan, namun warung makan itu dalam tutup. Selain warung makan, tempat usaha yang tutup antara lain counter HP, warung es, air isi ulang, dan lain-lain.

“Sudah sebulan lebih saya menutup warung mi ayam milik saya. Pas awal buka, pengunjung cukup ramai. Namun, setelah ada penutupan lubang jalan dengan pasir dan tanah, pengunjung warung saya turun drastis,” ujar Wahyono, pedagang mi ayam di Jl. Agus Salim.

Advertisement

Wahyono mengontrak kios baru untuk warung mi ayamnya itu senilai Rp3,5 juta/tahun. Meski modal untuk sewa kios itu belum balik, dia terpaksa menutup warungnya.

“Ya mau bagaimana lagi. Debu itu membuat orang malas mampir ke warung. Saya sendiri sampai bosan membersihkan debu itu dari meja. Meski sudah bersihkan, belum ada satu jam sudah kotor lagi. Padahal, saya juga rutin menyiram jalan dengan air,” keluh Yono.

Hal senada dikatakan Agus, pemilik toko kelontong di Jl. Hos Cokroaminoto. Menurutnya, ada penurunan jumlah pengunjung toko dalam beberapa bulan terakhir. Dia menilai banyaknya debu yang beterbangan membuat pengguna jalan enggan mampir ke tokonya untuk membeli sesuatu.

Advertisement

Adanya penurunan jumlah pembeli juga membuat Agus terkadang memilih menutup warung. “Pengguna jalan inginnya cepat-cepat menghindari jalan rusak dan penuh debu ini. Saya pikir itu wajar. Yang mampir ke warung saya ya hanya warga sekitar, bukan pengguna jalan,” papar Agus.

Baik Yono dan Agus berharap Pemkab Sragen segera memperbaiki jalan rusak, khususnya di sepanjang Ring Road Selatan. Kerusakan jalan itu tak hanya merugikan warga sekitar, tetapi juga pengguna jalan. Menurutnya, cukup banyak truk yang patah as setelah melewati jalan rusak itu.

“Ada yang sampai tiga hari dongkrok di pinggir jalan karena truk yang patah as itu sulit diperbaiki. Ada banyak pihak yang dirugikan karena kerusakan jalan itu,” papar Agus.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif