Soloraya
Senin, 17 April 2017 - 20:15 WIB

KONFLIK KERATON SOLO : G.K.R. Timoer Terkurung di Dalem Keputren, Ini Kata Kubu PB XIII

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kondisi di bagian depan Kori Kamandungan Kompleks Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, Kamis (23/3/2017), menjelang batas akhir pengosongan Keraton oleh Eddy Wirabhumi Cs. (Sunaryo Haryo Bayu/JIBI/Solopos)

Konflik Keraton Solo, kubu PB XIII memberi penjelasan soal G.K.R. Timoer Rumbai yang merasa terkurung di Keraton.

Solopos.com, SOLO — Kubu Paku Buwono (PB) XIII menegaskan tidak ada pengisolasian atau pun pengurungan terhadap putri Raja Keraton Solo PB XIII Hangabehi, G.K.R. Timoer Rumbai Kusuma Dewayani, di Dalem Keputren.

Advertisement

Perwakilan kubu PB XIII, G.P.H. Soeryo Wicaksono atau Neno, mengatakan tidak ada pengisolasian ataupun pengurungan untuk Rumbai. Rumbai dan lainnya, menurut Neno, enggan keluar sebagaimana permintaan Sinuhun PB XIII Hangabehi.

“Kalau enggak mau keluar ya itu terserah mereka. Itu urusan antara Sinuhun Hangabehi yang menjadi raja dan adik raja yang tidak mau memenuhi permintaan Sinuhun. Makanya bahasanya jangan kurungan wong itu di rumahnya sendiri,” ujar Neno, saat dihubungi Solopos.com, Senin (17/4/2017).

Menurut Neno, keberadaan Rumbai dan lainnya di dalam Keraton tidak menjadi masalah asalkan tidak mengganggu persiapan upacara tingalan jumenengan. “Yang dikhawatirkan dulu pernah menyerang, tidak hanya mengganggu. LDA [Lembaga Dewan Adat] dengan keamanan Keraton pernah menyerang Hangabehi. Hangabehi khawatir dan meminta mereka meninggalkan Keraton. Kalau enggak mau ya terserah itu urusan raja dengan Keraton. Yang penting tingalan jumenengan berjalan sukses,” terang Neno.

Advertisement

Persiapan tingalan jumenengan, lanjut Neno, berjalan sesuai rencana meski molor 2-3 hari. Tim Lima sempat kesulitan membuka kunci sehingga harus membongkar paksa.

“Nanti malam direncanakan ada latihan Bedhaya di Sasana Sewaka. Sebelum itu juga latihan terus tapi tidak di Keraton. Penari bedhaya ini kan penari-penari profesional. Karena profesional, latihan sehari saja mestinya bisa, enggak terlalu kami khawatirkan,” beber dia.

Tingalan jumenengan tahun ini digelar untuk kali pertama setelah empat tahun vakum dikarenakan adanya konflik internal Keraton. Konflik terjadi antara PB XIII Hangabehi dengan adik-adiknya yang tergabung membentuk Lembaga Dewan Adat (LDA) dan mengangkat Puger sebagai Plt. Raja.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif