Soloraya
Sabtu, 8 April 2017 - 10:40 WIB

KECELAKAAN KARANGANYAR : Lihat Lakalantas di Jalan, Ini yang Harus Dilakukan

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Anggota Satlantas Polres Karanganyar, PMI Cabang Karanganyar, sukarelawan, dan warga mengevakuasi korban kecelakaan lalu lintas di jalan Sragen-Kebakkramat, Jumat (7/4/2017). (Sri Sumi Handayani/JIBI/Solopos)

Kecelakaan Karanganyar, Polres menggelar simulasi pemberian pertolongan kepada korban kecelakaan.

Solopos.com, KARANGANYAR — Sejumlah orang yang berdiri di tepi jalan raya Sragen-Solo berteriak sembari berlari. Dia melihat dua pengendara sepeda motor bertabrakan.

Advertisement

Pengendara Honda Supra melaju dari arah Sragen ke Solo menabrak pengendara Honda Scoopy. Pengendara Scoopy keluar dari gang secara tiba-tiba sehingga pengendara Supra tidak dapat menghindar.

Akibat kejadian itu, pengendara Scoopy mengalami luka-luka pada bagian leher dan kaki. Korban tidak sadarkan diri. Pengendara Supra selamat.

Advertisement

Akibat kejadian itu, pengendara Scoopy mengalami luka-luka pada bagian leher dan kaki. Korban tidak sadarkan diri. Pengendara Supra selamat.

Tiga orang warga mengecek kondisi korban dan berinisiatif memindahkan tubuh korban dari tengah jalan ke tepi jalan. Korban mengalami patah tulang tungkai bawah sebelah kiri dan patah tulang leher.

Dua orang warga mencoba memberikan pertolongan pertama. Mereka menyangga sisi kiri dan kanan tungkai bawah yang patah menggunakan dua papan. Kaki dan papan dibalut menggunakan kain. Mereka juga menyangga leher korban karena patah.

Advertisement

Itu adalah simulasi pertolongan pertama pada gawat darurat (PPGD). Anggota Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Polres Karanganyar, PMI Cabang Karanganyar, sukarelawan, dan warga mengikuti pelatihan PPGD di aula Rumah Sakit Indo Sehat Kebakkramat, Karanganyar pada Jumat (7/4/2017).

Sebelum simulasi di jalan, mereka mendapatkan materi tentang sistem penanganan darurat terpadu, penanganan korban kecelakaan, bantuan hidup dasar, pengendalian pendarahan, dan fraktur. Anggota PMI Cabang Karanganyar, Ariyanto, menyampaikan salah satu materi tentang resusitasi jantung dan paru-paru (RJP).

Menurut dia, masyarakat harus tahu tentang pijat jantung. Alasannya, penanganan pertama korban kecelakaan merupakan hal penting untuk menyelamatkan jiwa. Kasus yang terjadi korban kecelakaan meninggal dalam perjalanan ke rumah sakit karena tidak mendapatkan penanganan memadai beberapa menit setelah kecelakaan.

Advertisement

“Kasus korban henti jantung dan napas setelah kecelakaan itu hanya memiliki waktu 4-5 menit untuk mengembalikan napas dan detak jantung. Lewat 10 menit, organ mati. Oleh karena itu pijat jantung itu harus diketahui,” kata Ariyanto saat ditemui wartawan seusai simulasi.

Ariyanto menilai warga yang mengikuti simulasi sudah memberikan pertolongan sesuai petunjuk. Tetapi, mereka harus mendapatkan pelatihan lagi lebih rutin.

“Harus diperhatikan juga soal keselamatan tim penolong, orang di sekitar, dan korban. Kalau enggak punya keahlian dasar medis, minta bantuan petugas terkait. Kalau tidak bisa semua, minimal atur lalu lintas dan menggiring penonton dadakan,” ujar dia.

Advertisement

Sementara itu, Kasatlantas Polres Karanganyar, AKP Ahdi Rizaliansyah, mewakili Kapolres Karanganyar, AKBP Ade Safri Simanjuntak, menyampaikan pelatihan PPGD rutin dilaksanakan setiap bulan. Tujuannya mengurangi tingkat fatalitas kejadian.

Ahdi merilis angka kejadian kecelakaan selama 2016 yaitu 1.014 kejadian. “Ini upaya kami mengurangi fatalitas korban. Warga, sukarelawan, mendapatkan pelatihan pertolongan pertama. Kami juga ingin menekankan bahwa masyarakat saat memberikan pertolongan enggak boleh panik,” ujar Ahdi.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif