Soloraya
Jumat, 7 April 2017 - 15:40 WIB

BENCANA WONOGIRI : Talut Ambrol, Jembatan Antardusun di Eromoko Terancam Putus

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Warga bersama tim BPBD, polisi, dan TNI membuat talut darurat di jembatan penghubung Bonagung-Geritan, Desa Eromoko, Kecamatan Eromoko, Wonogiri, Jumat (7/4/2017). (Rudi Hartono/JIBI/Solopos)

Bencana Wonogiri, talut penghubung antardusun di Desa Eromoko ambrol.

Solopos.com, WONOGIRI — Jembatan penghubung Dusun Bonagung-Dusun Geritan, Desa Eromoko, Kecamatan Eromoko, Wonogiri, terancam terputus setelah talut di dua sisi ambrol, Kamis (6/4/2017) pukul 17.25 WIB.

Advertisement

Talut ambrol akibat tergerus derasnya aliran air sungai yang meluap akibat hujan lebat selama dua jam. Pada hari yang sama dua peristiwa tanah longsor terjadi di Kecamatan Eromoko, yakni di Dusun Gandring RT 002/RW 005, Desa Pucung dan Kepuh RT 002/RW 001, Desa Plosorejo.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Wonogiri, Bambang Haryanto, kepada Solopos.com, Jumat (7/4/2017), mengatakan warga bersama tim BPBD, polisi, dan TNI bekerja bakti membuat talut darurat agar kerusakan talut tidak semakin parah.

Advertisement

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Wonogiri, Bambang Haryanto, kepada Solopos.com, Jumat (7/4/2017), mengatakan warga bersama tim BPBD, polisi, dan TNI bekerja bakti membuat talut darurat agar kerusakan talut tidak semakin parah.

Talut darurat dibuat menggunakan 200-300 kresek berisi tanah. Selain untuk memperkuat konstruksi penopang bangunan jembatan, talut darurat juga untuk melindungi dari empasan air sungai yang bisa menggerus tanah.

Menurut Bambang, kerusakan tersebut harus segera ditangani sebelum jembatan putus. Jika terputus warga Bonagung bakal terisolasi. Jembatan tersebut merupakan satu-satunya penghubung Bonagung dengan dusun lain.

Advertisement

Kerusakan terjadi di sisi kanan dan kiri bagian barat. Talut jalan setinggi kurang lebih 3 meter (m) memanjang 4 m-5 m dengan lebar 40 cm-50 cm ambrol. Akibat peristiwa itu jembatan hanya dapat dilalui sepeda motor.

Warga memasang penghalang di sisi barat dan timur jembatan agar mobil tidak dapat melalui jembatan yang dibangun pada 1980-an itu. Mobil dilarang melintasi jembatan agar kerusakan tidak semakin parah.

“Saat kejadian luapan air juga menggenangi sejumlah lahan pertanian warga di dekat sungai. Kerugian ditaksir mencapai Rp60 juta,” imbuh Bambang.

Advertisement

Sementara itu, Kapolsek Kismantoro, AKP Sargiata, menginformasikan tanah longsor terjadi di Dusun Gandring pada Kamis pukul 16.00 WIB dan mengenai dapur rumah milik Panirah atau Membres, 70, yang terbuat dari bambu. Akibat terhantam longsoran rumah Panirah nyaris roboh.

Beruntung, saat kejadian Panirah yang tinggal sendirian di rumah itu sedang berada di rumah tetangganya. Saat ini dia mengungsi di rumah anaknya tak jauh dari rumahnya.

“Sebelumnya terjadi hujan lebat selama beberapa jam hingga mengakibatkan tebing setinggi 20 meter longsor. Kami bersama pemerintah desa sudah menyerahkan bantuan bahan pokok,” kata Kapolsek mewakili Kapolres Wonogiri, AKBP Muhammad Tora.

Advertisement

Sedangkan tanah longsor di Kepuh terjadi pukul 20.00 WIB mengakibatkan jalan penghubung Desa Plosorejo-Desa Bugelan tertimbun. Jalan sempat terputus. Warga bersama polisi dan TNI bekerja bakti pada Jumat untuk membuka akses sehingga dapat dilalui kendaraan.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif