Soloraya
Selasa, 4 April 2017 - 02:00 WIB

Bandara Adi Soemarmo Solo Jadi Hub Jateng-DIY

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Karyawati PT Angkasa Pura (Persero) memperkenalkan replika Kereta Kencana Kiai Garuda kencana dan Kiai Condokirono milik Pura Mangkunegaran di pintu masuk lobi Bandara Adi Soemarmo, Solo, Jumat (23/12/2016). (Soenaryo HB/JIBI/Solopos)

Bandara Solo akan dikembangkan.

Solopos.com, BOYOLALI — Bandara Adi Soemarmo dijadikan hub untuk menghubungkan Jateng-DIY dengan kota di Indonesia bagian timur dan bagian barat. Revitalisasi pun dilakukan secara bertahap hingga 2019.

Advertisement

Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, menyampaikan bandara berkode SOC tersebut menjadi salah satu hub di Jawa yang kali pertama dimanfaatkan oleh Lion Air.

Oleh karena itu, penumpang dari dan menuju kota di bagian timur Indonesia, seperti Ambon, Manado, Ujungpandang, Bali, dan Balikpapan serta kota-kota di bagian barat, seperti Medan, Batam, dan Palembang yang ingin datang ke Jateng dan DIY bisa langsung ke Solo tanpa harus transit di Jakarta.

Advertisement

Oleh karena itu, penumpang dari dan menuju kota di bagian timur Indonesia, seperti Ambon, Manado, Ujungpandang, Bali, dan Balikpapan serta kota-kota di bagian barat, seperti Medan, Batam, dan Palembang yang ingin datang ke Jateng dan DIY bisa langsung ke Solo tanpa harus transit di Jakarta.

“Tiga bulan terakhir di 2016 ada penambahan penumpang signifikan setelah Solo menjadi hub Lion Air. Tahun ini akan lebih intensif sehingga penumpang akan terus meningkat. persiapan yang dilakukan, salah satunya adalah efisiensi movement atau slot time [jadwal],” ungkap Budi Karya kepada wartawan di Kantor Angkasa Pura (AP) I Bandara Adi Soemarmo, Sabtu (1/4/2017).

Dia menjelaskan saat ini sudah ada kepastian mengenai kenaikan jumlah slot time dalam satu jam yang sebelumnya hanya empat kali menjadi lima kali. Menurut dia, jika latihan terbang sekolah penerbangan tidak dilakukan di Bandara Adi Soemarmo pada malam hari, jadwal bisa ditambah dari 70 jadwal menjadi 80-100 jadwal per hari. Apalagi bandara internasional ini sudah mendapat izin beroperasi hingga pukul 24.00 WIB.

Advertisement

Upaya revitalisasi yang dilakukan oleh AP I diantaranya adalah meningkatkan daya tampung yang sebelumnya hanya 13.000 orang menjadi 26.000 orang.

Runway Diperpanjang

Runway juga diperpanjang dari 2.600 meter menjadi 2.800 meter dan diharapkan maksimal menjadi ultimate atau 3.000 meter untuk memfasilitasi pesawat wide body atau berbadan lebar. Pengembangan runway diakukan dua tahap dengan masing-masing tahap ditambah 200 meter.

Advertisement

Apron juga diperlebar untuk menampung 13 pesawat dari sebelumnya 10 pesawat. Terminal pun dipercantik dengan rekayasa flow drop zone, kanopi drop zone, perluasan toilet lantai I dan II, dan pemanfaatan bekas gedung TKI. Perluasan ruang tunggu di lantai II dan III sehingga kapasitas naik dua kali lipat. Penambahan fasilitas ini ditarget selesai 2019. Menurut dia, apabila fasilitas lengkap dan daya tampung besar, maskapai secara sendirinya akan membuka rute baru dari Bandara Adi Soemarmo.

“Ke depan, Solo diharapkan bisa benar-benar menjadi bandara internasional yang rute internasional tidak hanya Kuala Lumpur dan Jeddah tapi juga ke Tiongkok, Jepang dan lainnya. Paling cepat kemungkinan Tiongkok dengan menarik dari Manado ke Solo. Di mulai dengan charter sekitar setahun kemudian menjadi reguler,” ujarnya.

Namun Budi Karya mengatakan tidak menutup kemungkinan Bandara Adisutjito Jogja dan Bandara Ahmad Yani Semarang juga menjadi hub oleh maskapai berbeda supaya tidak terjadi tumpang tindih dan perang tarif jika beberapa maskapai berkumpul di satu bandara. Oleh karena itu, akan ada rayonisasi atau pembagian.

Advertisement

Pemaparan revitalisasi di ruang rapat Kantor AP I Bandara Adi Soemarmo juga diungkapkan mengenai penyelesaian masalah obstacle jalan tol dimana pembuatan jembatan sejajar dengan runway. Pada kesempatan tersebut disampaikan permasalahan tersebut telah diselesaikan dengan membuat alternatif jalur baru. Pembangunan jembatan di jalan tol sempat dihentikan karena berhubungan dengan Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan (KKOP).

Sementara itu, terkait adanya isu pelarangan handphone dan laptop dibawa ke dalam kabin, Mantan Direktur Utama PT AP II ini mengatakan bahwa kabar tersebut tidak benar. Dia mengatakan aviation security hanya diminta untuk berhati-hati saat meneliti barang. Menurut dia, ada komunikasi dari petugas yang kurang tepat kemudian diunggah secara viral dan menjadi heboh.

“Kami akan adukan ke kepolisi terkait penyebaran berita tidak benar yang meresahkan masyarakat ini,” pungkasnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif