News
Kamis, 23 Maret 2017 - 18:45 WIB

3 Tahun Karam, Korsel Sukses Angkat Bangkai Kapal Sewol

Redaksi Solopos.com  /  Septina Arifiani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Proses evakuasi bangkai kapal Sewol (Nbcnews.com)

Pemerintah Korea Selatan berhasil mengangkat bangkai kapal Sewol yang karam tiga tahun lalu.

Solopos.com, SEOUL – Kecelakaan kapal feri Sewol Korea Selatan (Korsel) masih menyisakan duka mendalam bagi keluarga korban. Tragedi yang terjadi 16 April 2014 itu menewaskan lebih dari 300 penumpang yang sebagian besar merupakan siswa sekolah menengah atas (SMA).

Advertisement

Setelah hampir tiga tahun berlalu, Pemerintah Korea Selatan akhirnya mengangkat bangkai kapal yang karam tersebut dari dasar laut. Proses evakuasi kapal seberat 6.800 ton yang berada di kedalaman 40 meter di bawah permukaan laut di lepas pantai Pulau Jindo itu memakan waktu selama delapan hari.

Seorang pejabat Kementerian Kelautan Korsel mengatakan, setelah diangkat bangkai kapal itu dipindahkan ke Pelabuhan Mokpo. “Proses pemindahan bangkai kapal ke Pelabuhan Mokpo ini memakan waktu delapan hari,” ujarnya seperti diwartakan The Guardian, Kamis (23/3/2017).

Pemerintah Korsel sebenanrnya telah merencanakan pengangkatan bangkai kapal ini sejak 2016, lalu. Namun, karena kondisi cuaca yang tak memungkinkan, rencana itu pun urung dilakukan. Oleh sebab itu, proses evakuasi bangkai kapal Sewol itu pun mendapat sambutan baik dari keluarga para korban.

Advertisement

Kebanyakan dari mereka menantikan hal ini karena ada jasad kerabat yang belum ditemukan. Mereka berharap jasad tersebut bisa ditemukan dan dikuburkan dengan layak. Senada dengan hal itu, otoritas Korsel memperkirakan masih ada beberapa jasad korban yang terjebak dalam bangkai kapal.

Kecelakaan Kapal Sewol merupakan kejadian terburuk sepanjang sejarah maritim Korsel. Kapal yang bertolak dari Kota pelabuhan Korsel, Incheon, menuju Pulau Jeju itu karam di perairan Pulau Jindo. Saat itu, suhu air laut di tempat kapal teersebut tenggelam tercatat berkisar antara 10-13 derajat celcius. Selain suhu air yang dingin, arus deras, dan jarak pandang yang terbatas juga membuat tim penyelamat kesulitan. Akibatnya, hal itu membuat ratusan nyawa melayang. 

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif