Soloraya
Rabu, 22 Maret 2017 - 23:40 WIB

SANITASI KARANGANYAR : Zero Waste Management Kurangi 80% Sampah

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pekerja memproses sampah plastik untuk didaur ulang di Pabelan, Kabupaten Semarang, Jateng, Selasa (18/10/2016). (JIBI/Solopos/Antara/Aditya Pradana Putra)

Sanitasi Karanganyar, program zero waste management yang dirintis Pemkab diklaim mengurangi sampah hingga 80%.

Solopos.com, KARANGANYAR — Konsep zero waste management yang dirintis Pemkab Karanganyar bekerja sama dengan PT Abhisatya Kencana Mulya diklaim bisa mengurangi volume sampah yang masuk ke tempat pembuangan akhir (TPA) hingga 80 persen.

Advertisement

Hal itu disampaikan Dirut PT Abhisatya Kencana Mulya, Jaya Lingga Prasetyo, saat diwawancara Solopos.com, Rabu (22/3/2017). “Target kami mengurangi 80 persen dari volume sampah yang selama ini masuk TPA. Ini sudah dalam perhitungan kami,” ujar dia.

Beberapa pekan terakhir PT Abhisatya Kencana Mulya sedang melakukan uji coba di TPS Bolon, Colomadu. Targetnya uji coba berlangsung hingga April 2017. Setelah itu dia berharap ada penandatanganan nota kesepahaman dengan Pemkab Karanganyar.

Biaya pelaksanaan uji coba, menurut Jaya, menggunakan anggaran perusahaan. “Tidak apa-apa kami trial dulu. Draf MoU juga sedang digodok. Harapan kami konsepnya benar-benar matang. Pak Bupati sudah ngecek kondisi di Bolon dan mengaku puas,” kata dia.

Advertisement

Bila hasil uji coba di Bolon dinilai bagus, Jaya menargetkan bisa mengelola sampah di Kecamatan Colomadu, Jaten, dan Karanganyar kota. Kecamatan-kecamatan itu dipilih lantaran karakteristiknya sudah mendekati perkotaan dengan produksi sampah yang tinggi.

“Sampah dari setiap rumah kami ambil setiap hari. Kami sediakan kemasan sampahnya. Sampah-sampah itu lalu kami angkut ke tempat kami untuk kami pilah lagi. Tapi rumah tangga yang sampahnya kami ambil mesti membayar biaya dengan nilai tertentu,” ujar dia.

Biaya yang harus dibayarkan warga itu untuk proses pemilahan sampah dan mengelola sampah. Jaya mengaku belum menetapkan biaya yang mesti dibayar warga. “Tapi ini pun sifatnya tidak ada paksaan untuk kerja sama dengan kami,” imbuh dia.

Advertisement

Terpisah, Camat Colomadu, Yopi Eko Jati Wibowo, saat dihubungi Solopos.com, Rabu, mengonfirmasi adanya rintisan kerja sama pengelolaan sampah rumah tangga di Bolon. Arahnya bisa dilakukan penandatanganan MoU antara Pemkab dan pihak ketiga itu.

“Sudah tahap uji coba di Bolon. Tapi setahu saya baru 10 hari terakhir ini. Pak Bupati pekan lalu sudah sidak, mengecek langsung kondisi TPS sampah di Bolon. Hasilnya, Pak Bupati mengaku puas dengan kinerja pihak ketiga tersebut,” tutur dia.

Yopi menjelaskan sampah adalah salah satu persoalan endemik di Colomadu. Bila tidak segera ada terobosan penanganan sampah, bisa menjadi persoalan parah di kemudian hari. Sampah membeludak tak lepas dari pertambahan penduduk.

Semakin banyak warga di Colomadu, otomatis produksi sampah rumah tangga semakin banyak. Kondisi itu membuat tempat-tempat penampungan sementara sampah membeludak. “Ini menjadi perhatian serius kami terkait penanganan sampah,” kata dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif