Soloraya
Minggu, 19 Maret 2017 - 08:30 WIB

Duh, Semua Puskesmas di Wonogiri Kekurangan Perawat

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi tenaga medis (JIBI/Harian Jogja/Antara)

Semua puskesmas di Wonogiri kekurangan perawat sehingga pelayanan kurang maksimal.

Solopos.com, WONOGIRI — Semua pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) di Wonogiri masih kekurangan perawat. Akibatnya, pelayanan kesehatan di puskesmas jadi kurang maksimal.

Advertisement

Wakil Ketua Bidang Kesejahteraan Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Wonogiri, Dwi Yulianto, mengatakan dari 34 puskesmas di Wonogiri, masing-masing puskesmas hanya diisi empat sampai lima perawat. Padahal, setiap puskesmas idealnya minimal punya enam sampai tujuh perawat.

Hal itu, menurut Yulianto, membuat pelayanan puskesmas jadi kurang maksimal. Perawat yang bertugas di puskesmas berstatus pegawai negeri sipil (PNS). Sementara jumlah perawat di Wonogiri yang terdaftar menurut database Pengurus PPNI Pusat ada 1.066 orang.

Yuli memerinci sekitar 450 perawat berstatus PNS sedangkan sisanya berstatus non-PNS. “Hampir semua perawat yang berstatus non-PNS bekerja di klinik dan rumah sakit [RS]. Sedangkan untuk mengisi kekurangan jumlah perawat di puskesmas dengan perawat non-PNS masih terkendala regulasi,” tutur dia kepada Solopos.com, Jumat (17/3/2017).

Advertisement

Ditambah lagi, sambung Yuli, kesejahteraan perawat berstatus non-PNS di klinik kesehatan atau RS swasta maupun negeri masih minim. Rata-rata mereka menerima gaji di bawah upah minimum kabupaten (UMK).

“Bahkan ada perawat yang hanya mendapat upah Rp600.000/bulan. Mereka yang mendapat upah yang sedikit biasanya bekerja di klinik kesehatan milik swasta yang skalanya kecil,” sambungnya.

Untuk meningkatkan kesejahteraan perawat, Dewan Perwakilan Wilayah (DPW) PPNI Jateng merilis standar upah minimal bagi perawat berstatus non-PNS. Upah minimal yang diterima perawat berpendidikan Diploma III senilai Rp2,15 juta/bulan. Sedangkan perawat berijazah S1 minimal Rp2,5 juta/bulan.

Advertisement

“Upah tersebut itu sesuai survei KHL [kebutuhan hidup layak] perawat di Jateng yang disusun DPW PPNI Jateng. Kami akan mencoba bermediasi dengan Gubernur Jateng soal upah minimal tersebut supaya beliau menerbitkan SK [Surat Keputusan]. Kalau beliau sudah menerbitkan SK, diharapkan upah minimal tersebut terealisasi,” sambungnya.

Terpisah, Plt. Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Wonogiri yang juga Ketua DPD PPNI Wonogiri, Mubarok, mengatakan perawat di puskesmas pembantu (pustu) di beberapa desa juga masih minim. Para perawat berstatus PNS di puskesmas harus bergiliran mengisi pustu bersama bidan.

“Idealnya, setiap pustu diisi satu perawat sehingga pelayanan kepada warga juga maksimal,” ujar dia.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif