Soloraya
Minggu, 19 Maret 2017 - 19:40 WIB

Awas, Pesisir Pantai Paranggupito Wonogiri Sedang Dilanda Gelombang Tinggi

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pekerja membuat fondasi warung makan di dekat tebing Pantai Nampu Wonogiri, Sabtu (18/3/2017). (Danur Lambang Pristiandaru/JIBI/Solopos)

Ombak tinggi menerjang pesisir pantai Paranggupito, Wonogiri, dalam beberapa hari terakhir.

Solopos.com, WONOGIRI — Ombak tinggi kembali menerjang pesisir pantai selatan Kecamatan Paranggupito, Wonogiri, sejak beberapa hari lalu.

Advertisement

Salah pemilik warung di Pantai Nampu, Jamilah, warga Dusun Dringo RT 004/RW 006, Desa Gunturharjo, Paranggupito, Wonogiri, mengatakan ombak tinggi terjadi sejak Jumat (17/3/2017). Dia mengatakan terjangan ombak tersebut merupakan terjangan ombak terbesar sejak beberapa bulan lalu.

Pantauan Solopos.com di Pantai Nampu, Sabtu (18/3/2017), beberapa kali deburan ombak mencapai tebing pantai yang jaraknya sekitar 8 meter (m) dari bibir pantai. Beberapa pekerja pembuat warung harus menepi saat deburan ombak mencapai tebing.

Padahal, menurut Jamilah, deburan ombak biasanya hanya sekitar 4 m dari bibir pantai. “Sudah sejak Jumat ombak tinggi menerjang pantai ini. Hal itu membuat pengunjung takut untuk mendekat ke bibir pantai. Hanya sedikit pengunjung yang bermain air sampai bibir pantai karena takut terseret ombak besar,” papar dia saat berbincang dengan Solopos.com, Sabtu.

Advertisement

Sementara itu, Sekdes Paranggupito, Dwi Hartono, mengatakan ombak tinggi tak hanya menerjang Pantai Nampu, tapi juga seluruh pantai di Paranggupito. Dia menambahkan ombak tinggi di pesisir pantai sudah terjadi sejak 10 hari terakhir.

“Awal musim penghujan, sekitar Oktober 2016, ombak tinggi sudah menerjang pesisir pantai. Beberapa hari kemudian ombak terkendali. Namun, selang beberapa hari, ombak tinggi terjadi lagi. Begitu terus sampai hari ini,” ujar dia kepada Solopos.com, Minggu (19/3/2017).

Hal tersebut membuat para nelayan Kecamatan Paranggupito enggan melaut untuk mencari ikan. Ombak besar membuat mereka waswas saat mencari ikan. Akibatnya, hasil tangkapan mereka menurun. Padahal saat musim penghujan merupakan masa para nelayan Kecamatan Paranggupito mencari ikan.

Advertisement

“Akhirnya para nelayan hanya memasang jala-jala ikan di tebing-tebing pantai. Itu pun mereka lakukan saat malam hari. Hasilnya juga tidak seberapa. Ombak besar 3 meter sampai 5 meter, padahal normalnya antara 1 meter sampai 2,5 meter,” sambungnya.

Terpisah, Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Wonogiri, Bambang Haryanto, sudah membentuk tim sukarelawan siaga bencana di tiga desa di Kecamatan Paranggupito. Ketiga desa tersebut adalah Gunturharjo, Sembukan, dan Paranggupito.

“Mereka yang tergabung dalam tim sukarelawan siaga bencana di tiga desa merupakan warga setempat. Hal itu dimaksudkan agar mereka mampu menanggulangi keadaan bencana, khususnya memperingatkan warga atau pengunjung atas tingginga gelombang ombak,” tutur dia.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif