Soloraya
Jumat, 17 Maret 2017 - 07:00 WIB

KEPEGAWAIAN KARANGANYAR : Warga Kedungjeruk Protes Hasil Seleksi Perdes

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - ilustrasi (JIBI/dok)

Kepegawaian Karanganyar, warga Desa Kedungjeruk menilai perekrutan perdes tak transparan.

Solopos.com, KARANGANYAR — Sejumlah warga Desa Kedungjeruk, Mojogedang, Karanganyar, memprotes hasil rekrutmen perangkat desa (perdes) pada Rabu (15/3/2017).

Advertisement

Mereka menuntut pengisian perangkat desa diulang. Mereka menyampaikan sejumlah keluhan, seperti tidak adanya transparansi dan dugaan main mata antara beberapa pendaftar dengan panitia, pemerintah desa, maupun kecamatan.

Sejumlah warga mendatangi Balai Desa Kedungjeruk pada Kamis (16/3/2017) untuk menyampaikan protes. Mereka meminta audiensi dengan panitia maupun kepala desa. Tetapi, orang yang ingin ditemui tidak ada di kantor.

Advertisement

Sejumlah warga mendatangi Balai Desa Kedungjeruk pada Kamis (16/3/2017) untuk menyampaikan protes. Mereka meminta audiensi dengan panitia maupun kepala desa. Tetapi, orang yang ingin ditemui tidak ada di kantor.

Menurut penuturan pegawai di balai desa, kepala desa menghadiri rapat di Ruang Podang Setda Kabupaten Karanganyar. Panitia pemilihan perangkat desa tidak ada karena sedang bekerja.

Salah satu warga yang enggan menyebutkan nama menuturkan proses pengisian perangkat desa kurang transparan. Salah satunya panitia tidak mengumumkan nilai hasil ujian. Panitia hanya mengumumkan siapa yang lulus dan tidak.

Advertisement

Panitia menyatakan satu orang tidak lolos ujian tertulis. Lima orang mengikuti ujian wawancara.
Panitia mengumumkan dua orang lulus ujian tahap akhir. Dua orang itu diusulkan ke pemerintah kecamatan untuk mendapatkan rekomendasi.

“Tidak ada pengumuman nilai tes tertulis dan wawancara. Tahu-tahu dua orang diusulkan ke kecamatan. Itu kan menyalahi aturan. Waktu sosialisasi dulu, panitia wajib mengumumkan nilai ujian supaya transparan. Sarjana enggak lolos, kami kan curiga,” kata dia.

Dia juga mempertanyakan alasan panitia pengisian perangkat desa tidak menggandeng pihak ketiga. Dia menilai sejumlah pihak memanfaatkan celah peraturan untuk meluluskan kehendak masing-masing.

Advertisement

“Indikasinya ada permainan. Kan pendidikan juga dipertimbangkan. Ada yang memanfaatkan celah sistem penilaian,” ujar dia.

Hal senada disampaikan tokoh masyarakat Desa Kedungjeruk, Sadinu. Dia meminta pengumuman dan pelantikan perangkat desa ditunda sampai tuntutan warga dipenuhi. Mereka meminta panitia dan pemerintah desa membuka nilai ujian dan menjelaskan proses pengisian perangkat desa.

“Apakah pelaksanaan ujian sudah sesuai aturan? Saya minta nilai semua peserta dipasang supaya semua tahu. Lalu, pengumuman dan pelantikan ditunda,” tutur lelaki itu.

Advertisement

Salah satu peserta pengisian perangkat desa, Wahyudi, datang ke balai desa. Dia juga menanyakan hasil ujian tertulisnya sehingga membuat dia tidak lulus ujian.

“Saya akan terima kalau memang nilai saya buruk. Tetapi tolong diumumkan berapa nilai ujian tertulis saya. Misal nilai saya hanya 30 karena tidak bisa menjawab 70 soal dari total 100 soal. Itu fair,” ujar dia.

Sementara itu, Ketua Panitia Pengisian Perangkat Desa, Aris Utomo, mengklaim sudah menyelenggarakan seleksi perangkat desa sesuai aturan dan prosedur. Menurut dia, panitia selalu berkoordinasi dengan pemerintah kecamatan dalam setiap proses pengisian perangkat desa.

Termasuk saat ditanya alasan tidak mencantumkan nilai ujian tertulis, dia mengatakan hal itu sudah sesuai arahan dari tim kecamatan. “Kami sudah melaksanakan sesuai arahan kecamatan dan aturan. Kalau warga minta diulang, kasusnya apa? Silakan membuktikan kecacatan hukum. Tugas kami selesai setelah melaporkan hasil ujian ke pemerintah desa. Selanjutnya desa mengusulkan ke kecamatan untuk mendapatkan rekomendasi,” ujar Aris saat dihubungi Solopos.com, Kamis.

Aris juga mengungkapkan alasan panitia desa tidak menggandeng pihak ketiga untuk membuat soal maupun menyelenggarakan proses pengisian perangkat desa lainnya. Aris mengklaim panitia pengisian perangkat desa masih mampu menyelenggarakan pemilihan yang bertanggung jawab.

“Kami merasa masih mampu. Kami mampu menyelenggarakan tes yang transparan, mampu membuat soal, kredibilitas masih bisa dipertanggungjwabkan.”

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif