News
Jumat, 17 Maret 2017 - 19:00 WIB

Ini Perkiraan Harga Premium & Solar April-Juni 2017

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi pengisian bahan bakar minyak jenis Premium di SPBU. (Nurul Hidayat/JIBI/Bisnis)

Harga premium dan solar dievaluasi setiap tiga bulan. Berikut perkiraan untuk periode April-Juni 2017.

Solopos.com, JAKARTA — Harga jual premium dan solar periode April-Juni 2017 diperkirakan tak berubah. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan mengatakan tren harga minyak dunia cenderung turun. Selain itu, kelebihan pendapatan Pertamina dari penyaluran solar pada 2016 dianggap bisa menutupi penyaluran di periode April-Juni 2017.

Advertisement

Sejak April 2016 hingga Maret 2017, pemerintah tak mengubah harga premium dan solar. Harga jual premium ditetapkan Rp6.450 per liter dan solar Rp5.150 per liter sesuai Keputusan Menteri No.15914/2016.

Berdasarkan data dari Kementerian ESDM, penyaluran premium di 2015 menimbulkan defisit pendapatan sebesar Rp3,6 triliun. Kemudian, pada 2016, defisit berkurang menjadi Rp967 miliar karena penyaluran premium di sepanjang 2016 justru memberikan surplus pendapatan Rp2,7 triliun. Nilai surplus ini bisa mengurangi defisit penyaluran premium tahun sebelumnya.

Sedangkan pada 2017, defisit pendapatan pada Januari sebesar Rp253 miliar. Sedangkan untuk estimasi defisit pendapatan Februari sebesar Rp165 miliar dan Maret sebesar Rp183 miliar. Jika ditotal dengan saldo di 2016, defisit pendapatan berada di level Rp1,5 triliun.

Advertisement

Pada penyaluran solar, pada 2015 terdapat surplus pendapatan sebesar Rp2,7 triliun. Pada saldo akhir 2016, surplus pendapatan naik menjadi Rp2,8 triliun karena penyaluran solar selama Januari-Juli memberikan surplus. Sementara pada Agustus-Desember 2016 menghasilkan defisit pendapatan.

Realisasi penyaluran solar pada Januari 2017 memberikan defisit pendapatan sebesar Rp1,09 triliun. Pada Februari, diperkirakan terdapat tambahan defisit Rp1,1 triliun dan Maret Rp1,2 triliun. Bila ditotal dan dibayarkan menggunakan saldo 2016, defisit pendapatan menurun jadi Rp601 miliar.

“Harga minyak sekarang turun dan tahun lalu kami sudah kasih Pertamina untung,” ujarnya di Jakarta, Jumat (17/3/2017).

Advertisement

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM IGN Wiratmaja Puja mengatakan perekonomian Indonesia sangat sensitif terhadap kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Kenaikan harga BBM akan membuat harga barang, jasa transportasi dan inflasi naik.

Namun ketika harga BBM turun, komponen lainnya seperti harga barang tak ikut turun. Oleh karena itu, berapapun kenaikan harga BBM, tetap akan berpengaruh kepada harga barang dan jasa transportasi.

Dengan demikian, kendati terdapat formula untuk melakukan penyesuaian harga BBM setiap tiga bulan, pihaknya perlu mempertimbangkan efek dari kenaikan harga. Lagi pula, pada periode April, terdapat momen puasa dan Idul Fitri yang secara psikologis selalu mengakibatkan harga barang dan jasa terkerek naik.

Lebih baik, katanya, menetapkan harga yang cukup memberikan ruang yang bisa menutupi volatilitas harga minyak. Sebagai gambaran, selama Januari-Maret 2017, harga jual premium sesuai formula berada di sekitar Rp7.500 per liter. “Di sini, berapapun kenaikannya pasti sensitif. Kami tidak selalu tetapkan harga persis formula,” katanya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif