Soloraya
Selasa, 14 Maret 2017 - 11:15 WIB

PERTANIAN SUKOHARJO : Tunggu Harga Naik, Petani Pilih Menyimpan Gabah di Rumah

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi penjemuran gabah hasil panan petani. (JIBI/Solopos/Antara/Rahmad)

Pertanian Sukoharjo, petani memilih menyimpan hasil panen.

Solopos.com, SUKOHARJO – Sejumlah petani di Kabupaten Sukoharjo memilih menyimpan gabah hasil panen karena harga gabah kering panen (GKP) rendah yakni Rp2.700 hingga Rp3.000 per kilogram. Petani menyimpan gabah sembari menunggu harga gabah naik.

Advertisement

Salah seorang petani warga Sonorejo Sukoharjo, Wardi, dan Sukiman, petani asal Nguter yang ditemui terpisah, Senin (13/3/2017), mengaku menyimpan hasil panen di rumah mereka. Wardi bercerita hasil panen disimpan di lumbung pribadi. “Saya terpaksa menjemur gabah secara manual menunggu sinar matahari,” kata dia.

Dia mengaku semua gabah hasil panen miliknya dimasukkan ke karung dan dibawa pulang ke rumah untuk disimpan dan dijemur di halaman. “Harga gabah sekarang senilai Rp3.000 per kilogram, jauh dari harga pembelian pemerintah senilai Rp3.750 per kilogram. Hasil panen beberapa bulan lalu laku Rp4.100 kok sekarang hanya Rp3.000 jadi lebih baik saya simpan saja,” jelasnya.

Wardi mengatakan siap menanggug risiko jika kualitas gabah yang disimpannya turun. “Semoga hujan tak lagi turun sehingga sinar matahari ada. Saya terpaksa menjemur gabah lima hari agar kering betul. Lebih baik menjual beras dari pada gabah. Sekarang harga beras senilai Rp10.500 per kilogramnya,” ungkap dia.

Advertisement

Sukiman, petani Nguter, mengaku harga GKP saat ini senilai Rp2.700 per kilogram di bawah harga di Desa Sonorejo. “Sekarang gabah hasil panen tak lagi dijual ke tengkulak tetapi dibawa pulang untuk digiling menjadi beras,” ungkap dia.

Terpisah, Wakil Kepala Perum Bulog Sub Divre Surakarta, Ashadi mewakili Kepala Divre Rzal Mulyawan dihubungi mengatakan Bulog siap membeli gabah petani.

Dia meminta petani memberitahu Bulog jika ingin menjual gabah hasil panen. Menurutnya harga gabah sudah ada standardisasi. “Harga beli gabah disesuaikan dengan seberapa besar kandungan air,” kata dia.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif