News
Senin, 13 Maret 2017 - 12:45 WIB

Mantan Penari Erotis Nekat Buka Baju di Kantor Parlemen Demi Maju Pilpres

Redaksi Solopos.com  /  Jafar Sodiq Assegaf  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Cindy Lee (kiri) melakukakan kampanye kontroversial guna mendapat dukungan untuk maju di pilpres Prancis 2017. (Ibtimes.co.uk)

Mantan penari erotis yang ingin ikut pilpres Prancis melakukan aksi kampanye tanpa busana.

Solopos.com, PARIS – Cindy Lee, 52, mantan penari erotis sekaligus pemimpin partai Pleasure berniat mencalonkan diri pada pemilihan presiden (pilpres) Prancis 2017. Sayangnya, ia justru diamankan oleh aparat kepolisian setempat lantaran nekat berkampanye tanpa busana dan bersikeras masuk ke kantor parlemen Prancis, Selasa (7/3/2017).

Advertisement

Lee sengaja melakukan aksi kontroversial itu untuk menyuarakan pendapat demi terciptanya pemerintahan Prancis yang transparan. Menurutnya, selama ini masih banyak praktik korupsi yang terjadi dalam pemerintahan Prancis. Selama berkampanye, ia membagikan brosur dan berinteraksi dengan sejumlah politisi yang kebetulan melintas.

“Kami di sini untuk menuntut transparansi anggaran dan menyuarakan pemerintahan anti-korupsi,” tutur Lee, seperti diwartakan, The Sun, Kamis (9/3/2017).

Kampanye anti-korupsi itu berlangsung selama 15 menit. Pada awalnya, polisi setempat mengira aksi tersebut dilakukan oleh feminisme, yang dikenal kerap melakukan protes tanpa busana. Sebab, saat itu Lee dan beberapa orang rekannya hanya mengenakan celana ketat tapa baju atasan untuk menutupi tubuh mereka. Nahas, aksi mereka membuat sekitar 30 polisi anti-huru-hara turun tangan. Sebab, aksi tersebut dianggap mengganggu ketertiban.

Advertisement

Kendati demikian, wanita bernama lengkap Isabelle Laeng itu agaknya bersikukuh dengan keinginannya maju di pilpres Prancis. Guna mewujudkan cita-cita itu, ia telah membentuk sebuah partai yang diberi nama Pleasure Party pada 2001. Jika ia benar-benar maju di pilpres, maka ini akan menjadi kali keempat pencalonan dirinya.

Sebelumnya, Lee pernah mencalonkan diri dalam pilpres Prancis tahun 2012. Sayangnya, saat itu ia gagal lantaran hanya mampu mengumpulkan 224 dukungan. Guna melaju di pilpres, setidaknya satu orang calon harus mengantongi dukungan sebanyak 500 suara anggota parlemen. Sementara pada 2017 ini, ia bahkan belum mendapat satu suara pun yang mau mendukungnya.

“Saya berpikir bahwa politik harus lahir dengan suasana baru yang menarik simpati banyak orang. Pemerintah harus benar-benar peduli dengan keadaan rakyat, bukan hanya sibuk mengurus kepentingan pribadi,” tutur Lee seperti dikabarkan IB Times.

Advertisement

Pandangan itulah yang membuat Lee yakin maju di pilpres Prancis 2017. Ia merasa mampu mengubah pemerintahan yang korup menjadi bersih dan transparan.

“Saya berniat untuk terus berjuang dengan kemampuan yang saya miliki. Saya akan membuat masyarakat lebih bahagia dengan menciptakan pemerintahan yang transparan,” imbuh Lee.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif