News
Jumat, 10 Maret 2017 - 22:08 WIB

Anies Baswedan Dituduh Korupsi, Goenawan Mohamad Klarifikasi Frankfurt Book Fair

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Goenawan Mohamad (Facebook)

Goenawan Mohamad mengklarifikasi soal Frankfurt Book Fair yang membuat Anies Baswedan dilaporkan ke KPK.

Solopos.com, SOLO — Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan dilaporkan ke KPK dengan tuduhan penyelewengan dana keikutsertaan Indonesia dalam Pameran Buku Frankfurt atau Frankfurt Book Fair 2015. Namun, Goenawan Mohamad mengklarifikasi dengan menyebut dirinyalah yang bertanggung jawab atas keikutsertaan Indonesia dalam acara itu.

Advertisement

Menurut Goenawan sebagai Ketua Komite Nasional untuk acara itu, bukan Anies Baswedan yang perlu dilaporkan ke KPK. Pasalnya, keputusan dan penetapan anggaran ke Frankfurt Book Fair sebagai negara kehormatan sudah ada pada era Mendikbud sebelumnya, yaitu Mohammad Nuh.

“Saya adalah Ketua Komite Nasional untuk acara besar selama 2014-2015 di Frankfurt, Leipzig, Bologna dan London itu.
Maka jika ada yang perlu dilaporkan ke KPK, itu adalah saya, bukan Anies Baswedan. Bukan karena saya mau pasang badan buat Anies, yang bukan pilihan saya untuk pilkada kali ini. Tapi karena tak adil bagi dia,” tulis Goenawan melalui akun Facebook, Jumat (10/3/2017).

Mantan jurnalis senior Tempo tersebut mengungkapkan keputusan Indonesia bersedia diminta jadi “negeri kehormatan” ditandatangani oleh M. Nuh. “Juga besarnya anggaran disiapkan dan diajukan di masa Moh. Nuh.”

Advertisement

Menurutnya, Anies hanya melanjutkan agenda tersebut. “Anies melanjutkan agenda ini, dan saya senang bekerja bersama dia: saya memimpin team profesional, dia aparat Kementerian. Hasilnya bisa dilihat dari kesaksian dan liputan media terkemuka Jerman.”

Goenawan mengaku prihatin dengan pelaporan ini dan membandingkannya dengan kampanye negatif di seputar pilkada. “Bahwa sampai ada orang melapor hal ini, tanpa menelaah kejadiannya lebih dulu, membuat saya sedih dengan pilkada ini. Siasat fitnah dan kabar bohong yang dulu diarahkan ke Capres Jokowi kini ditujukan ke Anies — dan sebelumnya ke Ahok, yang karena fitnah harus diproses di pengadilan. Bahkan hari ini Ahok difitnah ikut terima suap dalam kasus E-KTP.”

“Saya sedih dengan pilkada ini. Begitu banyak kebencian dilontarkan, tak mau tahu bahwa ini hanya cara memilih orang yang kita kontrak untuk mengurus kota selama paling lama lima tahun. Jika fitnah dan kebencian diteruskan, apa lagi dengan mengobarkan sentimen agama dan etnis, sehabis ini kehidupan politik macam apa yang akan menyertai kita? Luka hati. Perpanjangan saling curiga. Dan kepercayaan yang rusak berat kepada proses demokrasi,” tutupnya.

Advertisement

Sebelumnya, pada Kamis (9/3/2017) lalu, berdasarkan tanda bukti penerimaan laporan atau informasi dugaan tindak pidana korupsi dengan Nomor Agenda 2017-03-000049 dan Nomor Informasi 8964, Anies Baswedan dilaporkan oleh Andar Mangatas Situmorang yang merupakan Direktur Eksekutif GACD.

Andar melaporkan Anies selaku mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan terkait biaya proyek dana pameran buku Frankfurt Jerman 2015 sebesar Rp146 miliar. Selain itu, Andar menuding Anies menyusupkan buku Amba karya Laksmi Pamuntjak dan Pulang karya Leila S Chudori yang membahas mengenai pembasmian PKI 1965 dalam pameran kebudayaan Indonesia dan buku itu.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif