Soloraya
Rabu, 8 Maret 2017 - 12:15 WIB

KISAH INSPIRATIF : Replika Kendaraan Bikinan Perajin Klaten Diekspor Sampai Rusia dan Turki

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sofyan Hadi Lestari, 37, warga Blanceran, Karanganom, menunjukkan replika kendaraan buatannya di rumah Blanceran, Selasa (7/3/2017). (Ponco Suseno/JIBI/Solopos)

Kisah inspiratif dari Klaten, limbah kayu digarap menjadi replika kendaraan.

Solopos.com, KLATEN — Perajin kayu di Butuh, Blanceran, Karanganom, Klaten, Sofyan Hadi Lestari, 37, mampu mengubah limbah kayu jati dari pabrik mebel di Ceper menjadi replika kendaraan berkualitas ekspor.

Advertisement

Bahkan replika kendaraan bikinan Sofyan sudah diekspor ke Rusia, Fiji, Australia, dan Turki. Omzet Sofyan selama satu bulan mencapai Rp20 juta.

“Sekarang, replika kendaraan yang digemari konsumen, replika truk, replika bus sekolah, replika mobil antik, dan replika truk molen. Untuk luar negeri, saya melayani buyer dari Fiji dan Australia. Saya pernah juga melayani buyer dari Rusia dan Turki,” kata Sofyan, saat ditemui wartawan di rumahnya di Blanceran, Selasa (7/3/2017).

Advertisement

“Sekarang, replika kendaraan yang digemari konsumen, replika truk, replika bus sekolah, replika mobil antik, dan replika truk molen. Untuk luar negeri, saya melayani buyer dari Fiji dan Australia. Saya pernah juga melayani buyer dari Rusia dan Turki,” kata Sofyan, saat ditemui wartawan di rumahnya di Blanceran, Selasa (7/3/2017).

Dalam satu bulan, replika kendaraan yang dibuat di rumah Sofyan minimal 500 unit. Sofyan mengatakan selalu menyediakan anggaran senilai Rp800.000 per bulan guna membeli lima kuintal limbah kayu jati di kawasan Ceper.

Limbah kayu jati itu berupa potongan kayu sepanjang 20 cm-30 cm dengan ketebalan kurang lebih 10 cm. Pemilik Indra Jaya Handycraft di Blanceran itu mengaku memilih kayu jati karena karakternya keras dan lurus.

Advertisement

Sofyan mengatakan awal mula membuat replika kendaraan berawal dari keinginannya menambah uang saku saat masih duduk di bangku SMP atau di era 1990-an. Setiap pulang sekolah, Sofyan yang merupakan anak penjual koran di Jl. Pemuda Klaten membantu membuat replika kendaraan di rumah tetangganya, Sirdi. Pekerjaan itu dilakukan Sofyan hingga lulus SMA.

“Waktu itu, honor yang diterima sudah lumayan [Rp20.000 per hari]. Bisa menambah uang saku. Jadi sewaktu remaja, saya jarang dolan,” kata dia.

Di tahun 2001, Sofyan memutuskan keluar dari tempat Sirdi. Pascamenikahi gadis pujannya, Titik Indrati, Sofyan memberanikan diri untuk membuka usaha kerajinan kayu sendiri dengan modal Rp5 juta. Uang tersebut dibelikan mesin dan perkakas pembuatan replika kendaraan lainnya.

Advertisement

“Kebetulan, istri saat itu habis menjadi tenaga kerja wanita (TKW) di Singapura. Di tahun 2012, replika kendaraan saya sudah dibeli buyer dari Rusia. Selanjutnya, dari Fiji, Australia, dan Turki. Harga replika kendaraan yang saya buat berkisar Rp17.000-Rp65.000 per unit. Saat merintis, saya memiliki dua karyawan. Sekarang sudah memiliki lima karyawan. Lantaran menggunakan limbah kayu, usaha yang saya geluti ini tidak terpengaruh oleh kurs dolar atau efek Donald Trump,” katanya.

Camat Karanganom, Slamet Samudra, mengatakan homeindustry pembuatan replika kendaraan di Blanceran menjadi kerajinan unggulan di kawasan Karanganom. Diharapkan, usaha tersebut terus berkembang sehingga dapat menyerap tenaga kerja.

“Kami akan membantu memasarkan replika kendaraan di Blanceran itu melalui Badan Usaha Milik (BUM) Karanganom. Usaha seperti itu patut didukung karena menjadi potensi lokal yang utama. Karanganom sendiri semakin bisa dikenal di dunia karena hasil karya warganya sudah berkualitas ekspor,” kata dia.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif