SOLOPOS.COM - Pencari kerja berkonsultasi di stan Bursa Kerja Khusus (BKK) saat Roadshow Solo Job Fair di aula SMKN 9 Solo, Selasa (7/3/2017). (M. Ferri Setiawan/JIBI/Solopos)
Ketenagakerjaan Solo, sebanyak 15 perusahaan berpartisipasi dalam job fair di SMKN 9 Solo.
Solopos.com, SOLO — Forum Bursa Kerja Khusus (BKK) Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Kota Solo bekerja sama dengan Dinas Tenaga Kerja dan Perindustrian (Disnakerperin) Kota Solo menyelenggarakan bursa pencarian kerja atau job fair mini di aula SMKN 9 Solo, Selasa-Rabu (7-8/3/2017).
Sebanyak 15 perusahaan penyedia lapangan kerja berpartisipasi dalam pelaksanaan job fair kali keempat itu. Job fair ini diharapkan mampu menurunkan jumlah pengangguran di Kota Solo.
Ketua Forum BKK SMK Kota Solo, Daroji, mengatakan pelaksanaan bursa kerja di SMKN 9 termasuk ramai. Sebelumnya, forum BKK sudah menggelar acara sejenis di SMKN 1 Solo, SMK Batik 2, dan SMK Murni.
Ketua Forum BKK SMK Kota Solo, Daroji, mengatakan pelaksanaan bursa kerja di SMKN 9 termasuk ramai. Sebelumnya, forum BKK sudah menggelar acara sejenis di SMKN 1 Solo, SMK Batik 2, dan SMK Murni.
“Animo masyarakat pencari kerja lumayan bagus. Di SMKN 1 lalu ada sekitar 450 pencari kerja, di SMK Batik 2 sekitar 300 pencari kerja. Lalu di SMK Murni 400 pencari kerja. Di sini kami prediksi bisa mencapai 500 pencari kerja,” ujarnya saat ditemui Solopos.com di SMKN 9 Solo, Selasa.
Ia mengatakan job fair tersebut bertujuan mempertemukan para pencari kerja dengan pengguna tenaga kerja. Pertemuan itu akan menyebabkan sinkronisasi dan saling melengkapi antara kedua pihak.
Koordinator BKK SMKN 9 Solo, Suroto, mengatakan ada 15 perusahaan yang berpartisipasi dalam job fair mini di sekolahnya. Perusahaan-perusahaan itu menawarkan puluhan lowongan kerja.
“Mereka ada yang dari bidang garmen, umum, jasa, keahlian, dan percetakan. Kami bekerja sama dengan event organizer [EO] untuk penyelenggaraan acara,” ungkap dia saat ditemui Solopos.com di sela-sela job fair, Selasa.
Ia mengatakan peserta job fair antara lain alumni, siswa kelas XII, dan masyarakat umum. Dia menargetkan ada 1.000 pencari kerja yang datang ke job fair itu dalam dua hari penyelenggaraan.
Anggota staf BKK SMKN 9 Solo, Sunoto, mengatakan terpaksa menolak lima perusahaan lain yang ingin berpartisipasi. Alasannya, aula yang digunakan kurang representatif.
“Sebenarnya kalau di lapangan basket mungkin bisa. Tapi itu tidak direkomendasikan. Job fair sekarang harus di dalam ruangan,” tambahnya.
Kepala Bidang Penempatan Pelatihan Tenaga Kerja dan Transmigrasi Dinas Tenaga Kerja dan Perindustrian (Disnakerperin) Solo, Agus Alwanto, berharap SMK yang selama ini dikenal meluluskan sumber daya siap kerja bisa mengisi lowongan pekerjaan di dunia usaha. Ia juga berharap sekolah secara mandiri mengadakan job fair.
“Saya optimistis dengan acara semacam ini bisa menyokong target Kementerian Tenaga Kerja untuk penyerapan 2 juta tenaga kerja tercapai. Justru yang menyokong program itu adalah kabupaten/kota,” kata dia kepada Solopos.com di sela-sela kunjungannya di SMKN 9 Solo.
Kepala SMKN 9 Solo, Bangkit Budiarto, mengungkapkan banyak di antara alumni SMKN 9 yang bekerja tidak sesuai jurusan saat bersekolah. Hal itu membuktikan lapangan kerja yang tersedia belum sesuai perimbangannya dengan lulusan SMK tersebut.
“Yang bekerja sesuai bidang memang minim. Misalnya ada alumnus siswa jurusan teknik komputer jaringan [TKJ] bekerja di perakitan kabel bodi kendaraan,” kata dia.
Salah seorang siswa Kelas XII SMKN 9 Solo, Eko Saputra, 19, mengaku ikut mendaftarkan diri ke lembaga pelatihan kapal pesiar yang membuka stan pameran dalam job fair mini itu. Upaya itu sebagai antisipasi mendapatkan pekerjaan sebelum lulus sekolah.
“Buat jaga-jaga, kalau lulus sudah ada pandangan ke depan,” ujar siswa jurusan multimedia itu.