Jogja
Rabu, 8 Maret 2017 - 01:20 WIB

KESELAMATAN WISATA : 87 Personel SAR Berjaga untuk 33 Pantai di Gunungkidul

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Beberapa anggota SAR menggunakan kapal jukung melakukan pencarian santri hilang di kawasan Pantai Wediombo, Rabu (14/9/2016). (IST/SAR Satlinmas Wilayah I Gunungkidul)

Keselamatan Wisata di Gunungkidul kekurangan petugas

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Search and Rescue Satuan Perlindungan Masyarakat (SAR Satlinmas) Wilayah I dan II Gunungkidul masih kekurangan puluhan personel. Saat ini baru ada 87 personel SAR, padahal minimal harus ada 165 personel untuk menjaga 33 pantai yang ada di Gunungkidul.

Advertisement

Koordinator SAR Satlinmas Wilayah II Gunungkidul, Marjono mengatakan setelah sejumlah pantai yang ada di Gunungkidul ramai dikunjungi oleh wisatawan, kebutuhan personil SAR untuk menjaga keamanan pantai mutlak untuk dilakukan.

“Baik wilayah I dan II sekarang ada 87 personil, dan minimal setiap pantai itu harus ada lima personil yang menjaga,” kata dia, Senin (6/3/2017).

Jika dikalkulasikan untuk menjaga 33 pantai dengan lima penjaga setiap pantai, maka membutuhkan personil sebanyak 165 orang. Bahkan seharusnya lebih banyak dari itu, pasalnya sejumlah pantai memiliki kepadatan pengunjung yang lebih dari rata-rata.

Advertisement

Sehingga perlu lebih dari lima personil untuk menjaga keamanan pantai, seperti halnya di Pantai Baron yang dinilai rawan.

“Kalau di Pantai Baron yang memang rawan kami siagakan 16 personel. Tapi di pantai-pantai yang lain masih ada yang hanya tiga personil berjaga,” ungkapnya.

Dengan masih adanya sejumlah pantai yang minim petugas SAR, pihaknya kini mengupayakan untuk melakukan penambahan personil. Hal itu dilakukan dengan pengajuan ke Satuan Pamong Praja (Satpol PP) DIY dan Satpol PP Gunungkidul, sebagai institusi yang menaungi SAR.

Advertisement

Selain itu, pihaknya juga mengaku masih minim fasilitas, sehingga akan mengajukan anggaran untuk pengadaan sejumlah fasilitas.

“Terkait dengan anggaran perawatan fasilitas dan anggaran BBM masih sangat kami butuhkan. Selama ini tidak ada anggaran dan kami menggunakan anggaran sendiri dari organisasi secara swadaya,” kata Marjono.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif