Jateng
Rabu, 8 Maret 2017 - 09:50 WIB

KAMPUS DI SEMARANG : Jadi Lulusan Terbaik, Wisudawati Unnes asal Turki Ini Buat Kamus

Redaksi Solopos.com  /  Imam Yuda Saputra  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Wisudawati Unnes asal Turki, Esma Akin (tengah), meladeni pertanyaan wartawan di sela acara Wisuda Unnes di kampus Unnes, Gunungpati,, Semarang, Selasa (7/3/2017). (Imam Yuda Saputra/JIBI/Semarangpos.com)

Kampus di Semarang, yakni Unnes, baru saja mewisuda ribuan mahasiswanya.

Semarangpos.com, SEMARANG – Kampus di Semarang, Universitas Negeri Semarang, Selasa (7/3/2017), mewisuda ribuan mahasiswanya. Salah satu mahasiswa yang diwisuda itu adalah Esma Akin, asal Ayden, Turki.

Advertisement

Esma lulus dari Fakultas Bahasa dan Seni Program Studi (Prodi) Bahasa Arab Unnes. Perempuan berusia 24 tahun itu lulus dengan durasi 1.254 hari atau tujuh semester dan meraih Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,2. Hebatnya lagi, selama belajar di Unnes, Esma berhasil menyusun kamus Arab-Turki.

Saat didatangi para wartawan di sela acara wisuda, Esma nampak girang. Ia pun menceritakan awal mula memilih kuliah di Indonesia dibanding di negara Timur Tengah, seperti Mesir maupun Arab.

Advertisement

Saat didatangi para wartawan di sela acara wisuda, Esma nampak girang. Ia pun menceritakan awal mula memilih kuliah di Indonesia dibanding di negara Timur Tengah, seperti Mesir maupun Arab.

Ia mengaku keinginan untuk kuliah di Indonesia kali pertama muncul saat masih belajar di madrasah aliyah (MA) di Ayden. Ia dan keluarga sepakat untuk kuliah di negara religius yang jauh dari konflik.

Pilihan pun jatuh ke Indonesia, yang merupakan negara dengan populasi muslim terbesar dan jauh dari konflik. Setelah ke Indonesia, ia pun memilih Semarang sebagai tempat menimba ilmu. Di Semarang, ia memilih kuliah di Unnes dan mengambil jurusan bahasa Arab.

Advertisement

Selama kuliah di Semarang, Esma memilih tinggal di asrama. Ia juga mengaku tidak kesulitan dalam mengonsumsi makanan di Indonesia karena banyak yang lezat dan halal.

Di Unnes, Esma banyak bertemu dengan dosen-dosen lulusan Mesir yang menurutnya sangat baik dalam mengajar bahasa Arab. Dosen-dosen itu pulalah yang menyarankan Esma untuk mengembangkan kamus Arab-Turki.

Ide mengembangkan kamus itu berasal dari Esma yang datang ke Indonesia tanpa membawa kamus. Esma menulis kamus itu selama lima bulan. Ia mendata kata-kata dari bahasa Arab untuk diterjemahkan ke dalam bahasa Turki. Yang membuat kamus buatannya berbeda, Esma juga menyertakan contoh kalimat. “Kalau ada contohnya, orang bisa lebih paham cara memakai kosakata itu,” katanya.

Advertisement

Salah satu kenangannya selama di Semarang adalah saat berangkat ke kampus menggunakan angkutan kota (angkot). Ia menilai angkot adalah sarana transportasi yang baik karena di situ dirinya bisa belajar bahasa Indonesia dengan lancar sekaligus beradaptasi dengan orang-orang sekitar.

“Orang Semarang ramah dan baik, saya pasti akan datang lagi kesini,” jelasnya dalam bahasa Indonesia yang sangat lancar.

Selain Esma, dalam acara wisuda yang digelar di kampus Unnes, Gunungpati, Semarang itu ada 1.253 mahasiswa lain yang diwisuda. Sebagai salah satu lulusan terbaik, Esma pun diberi kehormatan untuk menyampaikan pidatonya dalam acara tersebut.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif