Jatim
Rabu, 8 Maret 2017 - 11:15 WIB

BENCANA PONOROGO : Beringin Berusia 30 Tahun Tumbang Lalu Timpa 2 Rumah di Bungkal

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Anggota BPBD Ponorogo bersama warga memotong pohon beringin berusia 30 tahun yang rmenimpa rumah di RT 001/RW 001, Desa Bekare, Kecamatan Bungkal, Ponorogo, Rabu (8/3/2017) pagi. (Abdul Jalil/JIBI/Madiunpos.com)

Bencana Ponorogo, sebatang pohon beringin berusia 30 tahun roboh menimpa dua rumah di Bungkal.

Madiunpos.com, PONOROGO — Sebatang beringin berusia 30 tahun tumbang hingga merusak dua rumah di Desa Bekare, Kecamatan Bungkal, Ponorogo. Satu rumah di antaranya roboh karena tertimpa pohon roboh itu.

Advertisement

Pantauan Madiunpos.com di lokasi, Rabu (8/3/2017) pagi, beringin dengan diameter sekitar satu meter roboh dan menimpa rumah milik Misni, 70. Tembok rumah roboh dan perabotan rumah tangga di dalamnya rusak.

Sekitar 30 petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Ponorogo bersama warga setempat bergotong royong membersihkan beringin itu. Petugas terlihat kesulitan untuk memotong batang pohon tersebut karena dahan pohon sampai ke beberapa tempat.

Pemilik rumah yang roboh, Misni, mengatakan hujan deras disertai angin kencang menerjang wilayah tersebut pada hari Selasa (7/3/2017) sekitar pukul 14.00 WIB. Akibatnya, beringin itu tiba-tiba roboh sekitar pukul 15.30 WIB.

Advertisement

Saat itu, Misni berada di bagian depan rumah karena merasa sudah ada tanda-tanda pohon itu roboh. Sedangkan empat keluarga Misni berada di rumah bagian belakang.

“Saat itu saya berada di dalam rumah. Terus terasa pohon di depan rumah mau roboh, saya keluar dan di teras. Tiba-tiba pohon itu roboh dan menerjang bangunan rumah,” kata dia.

Misni menuturkan tidak ada korban jiwa maupun luka dalam peristiwa ini. Namun, sejumlah perabotan rumah tangga rusak karena tertimpa bangunan rumah.

Advertisement

“Selain menimpa rumah saya. Pohon beringin itu juga menimpa rumah milik Sum Sriyati yang berada di samping rumah. Namun, kerusakannya tidak terlalu parah,” jelas dia.

Misni mengaku setelah peristiwa itu ia dan keluarga tidak bisa tidur karena takut ada bencana susulan.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif