Jogja
Rabu, 8 Maret 2017 - 16:55 WIB

BENCANA JOGJA : Longsor Talut Code Meluas, 30 Warga Diungsikan

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Talud sepanjang 30 meter dan tinggi 20 meter di bantaran Kali Code yang longsor. (Foto Istimewa/Dokumen)

Bencana Jogja berupa tanah longsor terjadi di tepi Kali Code

 

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA-Warga yang terdampak longsor talut kali code di Kamung Terbansari, Kelurahan Terban, Kecamatan Gondokusuman, bertambah. Sebanyak 30 warga dari 9 kepala keluarga (KK) terpksa diungsikan ke balai RW setempat.

Dinas Sosial Kota Jogja, mulai mendistribusikan bantuan makanan dan selimut, “Sementara ini baru bahan makanan dan selimut yang didistribusikan untuk 9 KK,” kata Staf Perlindungan Sosial, Dinas Sosial Kota Jogja, Arrafik, saat meninjau lokasi kejadian, Selasa (7/3/2017).

Dinas Sosial masih terus berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Jogja untuk menambah bantuan logistik jika ada penambahan lagi warga yang diungsikan. Sementara ini, rumah yang terdampak adalah milik Jumadi Yanto, Wanto, Supriyadi, Riyadi, Arto Sentono, Farhan, Ribut, Suroto, dan Lia Karyono.

Advertisement

Longsor talut selebar 20 meter dan tinggi 30 meter itu hingga kemarin siang masih menganga dan belum ditangani. Menurut warga terdampak, longsor susulan masih terus terjadi, bahkan rumah warga mulai retak-retak. “Tembok dapur sudah miring, lantai kamar mandi sudah retak,” kata Jumadi Yanto.

Saat ini Jumadi bersama isteri dan dua anaknya sudah tidak berani masuk rumah. Ia terpaksa harus mengungsi di Balai RW. Ia mengaku masih bersyukur bisa selamat dari longsoran, namun tumpukan rongsokan yang menjadi lahan usahanya tertimbun semua.

Saat terjadi longsor Senin (6/3/2017) pagi, ia bersama anak isterinya baru bersantai di teras depan rumah tetangganya. Tiba-tiba ada suara gemuruh dari longsoran tanah disertai batu-batu.

Advertisement

Sehari sebelum longsor atau tepatnya pada Minggu (5/3/2017) malam Jumadi sudah mempunyai pirasat karena konblok depan rumahnya sudah retak-retak. Dari atas tebing ia juga mendengar suara retakan. Senin paginya, tepat sekitar pukul 08.20 WIB longsor terjadi.

Longsor itu memperlebar talut yang longsor pada 30 Maret tahun lalu yang belum diperbaiki dan hanya ditutupi terpal. “Sebenarnya akhir Februari lalu juga sempat longsor sedikit.” ujar Jumadi. Ia berharap ada penanganan serius dari pemerintah untuk memperbaiki talut.

Talut longor itu tidak hanya mengancam rumah warga yang ada dibawah tebing. Namun ruko diatas tebing pun kondisinya menghawatirkan. Total ada lima ruko yang posisinya berada diatas tebing bekas longsor.

Hari Priyanto, pria yang dipasrahi mengurus ruko oleh pemiliknya mengaku dari pemilik lahan yang ditempati ruko sebenarnya ada keinginan untuk memperbaiki sendiri talut dengan dana pribadi.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif