Soloraya
Selasa, 7 Maret 2017 - 04:30 WIB

PERTANIAN WONOGIRI : Hasil Panen Merosot karena Hujan, Petani Cabai Yakin Tetap Untung

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Kecamatan Girimarto, Wonogiri, Agus Saleh, mengecek tanaman cabai di Dusun Buling, Desa Bubakan, Kecamatan Girimarto, Wonogiri, Senin (6/3/2017). (Danur Lambang Pristiandaru/JIBI/Solopos)

Pertanian Wonogiri, petani cabai terdampak curah hujan tinggi.

Solopos.com, WONOGIRI — Curah hujan tinggi akhir-akhir berdampak pada tanaman cabai yang dibudidayakan petani di Wonogiri. Namun sejumlah petani cabai tetap optimistis untung meski hujan membuat hasil panenan mereka menurun.

Advertisement

Salah satu petani cabai dari Dusun Buling RT 012/RW 005, Desa Bubakan, Kecamatan Girimarto, Wonogiri, Suyato, mengatakan saat musim penghujan, hasil panenannya menurun sekitar 60%. Dia menyebut hujan membuat tanaman cabai rawan terkena penyakit.

“Luas lahan pertanian saya 1 hektare. Saat musim kemarau, saya bisa dapat sekitar 50 kg dalam satu petik. Namun saat musim penghujan saya paling cuma dapat 20 kg cabai,” kata dia di rumahnya, Senin (6/3/2017).

Ia mengatakan harga cabai merah besar saat ini cenderung turun menjadi Rp20.000/kg sampai Rp30.000/kg di tingkat petani. Sedangkan masa tanam hingga masa panen tanaman cabai di Desa Bubakan cukup lama sekitar empat sampai lima bulan.

Advertisement

“Saat harga cabai merah sedang tinggi-tingginya sekitar bulan November tahun lalu, saya bisa dapat Rp40 juta dalam sekali panen. Satu kali masa panen biasanya enam sampai tujuh kali masa petik. Harganya waktu itu kira-kira Rp40.000 sampai Rp50.000 di tingkat petani. Namun pada masa panen cabai besar kali ini saya optimistis tidak merugi meski hasil panenan menurun dan harga cabai besar ikut turun,” sambung dia.

Terpisah, Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Kecamatan Girimarto, Agus Saleh, mengatakan lahan pertanian cabai di Desa Bubakan sekitar 10 hektare. Dalam sekali masa panen, rata-rata mereka bisa memetik tujuh sampai delapan kali cabai besar.

“Dan mayoritas petani cabai di sini sudah siap dengan perubahan musim. Setiap musim kemarau dan musim penghujan selalu berbeda perlakuannya. Jadi jumlah masa petik cabai dalam sekali masa panen tetap stabil antara tujuh sampai delapan kali petik. Sehingga para petani di Desa Bubakan jarang yang merugi apabila harga cabai sedang turun,” tutur dia.

Advertisement

Sementara itu, Kasi Hortikultura Bidang Produksi Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Wonogiri, Joko Riyanto, menuturkan budidaya cabai masih bernilai ekonomis tinggi saat ini.

Dengan asumsi biaya produksi satu pohon cabai senilai Rp3.500 sampai Rp4.000 dapat menghasilkan cabai sebanyak 0,6 kg sampai 1 kg sekali petik. “Kalau harga cabai saat ini kira-kira Rp20.000/kg, petani masih bisa untung,” ungkap dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif