News
Selasa, 7 Maret 2017 - 21:00 WIB

CUACA EKSTREM : BMKG: Waspadai Hujan Badai!

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Mendung menggantung di atas gapura Makutho Solo, Selasa (7/3/2017) sore. (Suharsih/JIBI/Solopos)

Cuaca ekstrem terjadi dalam beberapa bulan terakhir.

Solopos.com, SOLO – Siklon tropis Blance, fenomena atmosfer Madden Julian Oscilliation (MJO), dan udara kering diprediksi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menciptakan potensi hujan lebat disertai kilat atau petir. Tak hanya di Jawa Tengah, fenomena cuaca ekstrem itu berefek di hampir seluruh area di Indonesia.

Advertisement

Dalam penjelasannya di laman BMKG, Minggu (5/3/2017), pusat tekanan rendah teridentifikasi di Laut Arafuru bagian utara, Minggu siang pukul 13.00 WIB. Pusat tekanan rendah itu berkembang menjadi Siklon Tropis Blance.

“Kecepatan angin di dekat pusat Siklon Tropis Blance saat ini mencapai 75km/jam dan tekanan udara  minimun di pusatnya tercatat 992 hPa. Siklon Tropis Blance diperkirakan bergerak menuju barat daya mencapai wilayah Kalumburu, Australia pada Senin (6/3/2017). Keberadaan Siklon Tropis Blance mengakibatkan dampak tidak langsung berupa peningkatan hujan dan gelombang tinggi di wilayah Indonesia,” jelas Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Yunus S. Swarinoto.

Selain siklon atau wilayah dengan atmosfer bertekanan rendah, terjadi juga fenomena cuaca ekstrem yang disebut Madden Julian Oscillation (MJO). Fenomena tersebut mengakibatkan adanya fluktuasi suhu di atmosfer. BMKG menyebut MJO yang terjadi dalam intensitas sedang melewati Pulau Sumatera dan akan terus bergerak ke timur dengan intensitas melemah.

Advertisement

Fenomena ketiga adalah udara kering di perairan sebelah barat Australia sekarang berada di perairan selatan Jawa. Meskipun intensitasnya rendah, udara kering itu diprediksi stabil hingga Selasa (7/3/2017).

Tiga fenomena cuaca ekstrem itu mengakibatkan adanya potensi hujan lebat disertai kilat atau petir dan juga kemungkinan hujan ringan atau sedang berdurasi lama. Daerah yang terdampak antara lain Aceh, Sumatera Utara, Riau, Bengkulu, Sumatera Barat, Jambi, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat dan Papua.

Potensi angin kencang hingga puting beliung mungkin terjadi di Kalimantan Selatan, pesisir selatan Kalimantan Tengah, Pesisir timur Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur.

Advertisement

Fenomena cuaca ekstrem tersebut juga menyebabkan gelombang tinggi 1,25m hingga 2,5m di perairan barat Kep. Simeulue hingga Kep. Mentawai, perairan Bengkulu hingga barat Lampung, Selat Sunda bagian selatan, perairan selatan Jawa hingga Sumbawa, perairan Kep. Sangihe dan Kep. Talaud, Laut Maluku, perairan utara Halmahera, Laut Halmahera, perairan utara Papua Barat hingga Papua, perairan Kep. Sermata hingga Kep. Leti, perairan Kep. Babar hingga Kep. Tanimbar, Laut Arafuru bagian tengah dan timur serta Laut Timor. Gelombang setinggi 2,5m hingga 4 m diperkirakan terjadi di Laut Arafuru bagian barat.

Melalui prakiraan cuaca tersebut BMKG mengimbau warga masyarakat agar terus waspada dengan kemungkinan dampak yang ditimbulkan. Pengguna jasa transportasi laut juga diimbau untuk waspada mengenai potensi gelombang tinggi.

 

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif