News
Kamis, 23 Februari 2017 - 23:15 WIB

UNS Tambah 2 Guru Besar Konversi Energi & Sosiologi Ekonomi

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pengukuhan dua guru besar baru Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS), Prof Dr Mahendra Wijaya MS dan Prof Dr Techn Suyitno ST MT, Kamis (23/2/2017), bertempat di auditorium kampus UNS, Ketingan, Solo. (Facebook/Sri Hastjaryo)

UNS memiliki dua guru besar baru, masing-masing di bidang konversi energi dan sosiologi ekonomi.

Solopos.com, SOLO — Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo menambah dua guru besar masing-masing di bidang konversi energi, Suyitno; dan bidang sosiologi ekonomi, Mahendra Wijaya. Pengukuhan keduanya akan dilaksanakan di Kampus UNS Solo, Kamis (23/2/2017) ini.

Advertisement

Suyitno yang menjadi guru besar ke-7 di Fakultas Teknik (FT) UNS menyampaikan pidato pengukuhannya berjudul Revitalisasi Peran Ilmu Konversi Energi dalam Riset Dasar, Terapan, dan Komersialisasi Hasil Riset untuk Kemajuan Bangsa. Suyitno mengulas tentang gencarnya upaya hilirisasi produk riset di Indonesia yang masih menemui banyak kendala.

Minimnya ketersediaan bahan baku, harga produksi yang mahal karena belum sampai pada skala pilot, keterulangan yang masih rendah, belum terstandarisasinya proses pada skala besar, dan pasar yang belum berpihak, menjadi kendala utama. Suyitno menyoroti potret kemajuan riset energi serta hilirisasi produk riset keteknikan di Indonesia yang masih diliputi ketidakteraturan di berbagai lini.

Suyitno mencontohkan pengalamannya sekitar 2010 saat kebijkan pemerintah yang sudah on the track untuk hilirisasi produk riset dari bio-fuel, termasuk bioethanol dan biodiesel, akhirnya terkendala harga produksi. Kendala lainnya adalah ketidakteraturan keinginan pemangku kepentingan dan industri besar yang masih berpihak pada energi fosil.

Advertisement

Untuk itu, sistem riset dan inovasi harus dapat dikelola dengan baik dan terarah agar dapat menjadi kendaraan pertumbuhan bangsa Indonesia secara eksponensial.

“Peran dan kerja sama lembaga profesional, universitas, industri, science techno park (STP), perbankan, pemerintah, media, dan masyarakat menjadi kunci tumbuhnya industri-industri berbasiskan riset,” papar Suyitno saat digelar jumpa wartawan Pengukuhan Guru Besar UNS di Ruang Sidang I Gedung Rektorat UNS Solo, Rabu (22/2/2017).

Sedangkan Mahendra Wijaya menyampaikan pidato berjudul Penguatan Demokratisasi Ekonomi Lokal. Penguatan demokratisasi ekonomi lokal merupakan proses sosial ekonomi menuju demokrasi ekonomi yang berorientasi pada kebutuhan ekonomi rakyat. Penguatan demokratisasi ekonomi lokal diperlukan untuk mengurangi ketimpangan sosial ekonomi di Indonesia.

Advertisement

Menurutnya, Indonesia sedang mengalami masalah ketimpangan sosial ekonomi yang disebabakan oleh globalisasi pasar. Globalisasi pasar mengakibatkan ketimpangan sosial ekonomi yang semakin tajam di negara-negara berkembang termasuk Indonesia.

Alternatif pemecahannya adalah memilih sistem perekonomian yang berpihak pada kebutuhan sosial ekonomi rakyat dan aktivitas ekonomi yang demokratis. Penguatan demokratisasi ekonomi lokal merupakan solusinya.

Mahendra mengidentifikasi proses penguatan menuju demokrasi ekonomi lokal ditandai dengan tujuh praktik penguatan ekonomi lokal, yaitu penguatan ekonomi berbasis kearifan lokal, perekonomian lokal berbasis budaya kerja lokal, penguatan koperasi sebagai lembaga ekonomi di pedesaan, perekonomian dikelola berdasarkan budaya lokal, pemberdayaan masyarakat golongan ekonomi lemah, pasar tradisional berfungsi sebagai ketahanan ekonomi lokal, dan fungsi sosial ekonomi industri pedesaan.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif