News
Rabu, 22 Februari 2017 - 15:10 WIB

TAHUKAH ANDA? : Tsutomu Miyazaki: Kisah Kelam "Otaku" Pembunuh Tersadis Sepanjang Sejarah

Redaksi Solopos.com  /  Jafar Sodiq Assegaf  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Miyazaki divonis hukuman mati, dan dieksekusi 2008. (Istimewa/pinimg com)

Hikikomori telah menjadi masalah sosial serius di Jepang sejak lama.

Solopos.com, JEPANG — Istilah “Otaku” dalam bahasa Jepang digunakan untuk menyebut orang yang serius menekuni hobi tertentu. Sejak tahun 1990-an istilah tersebut mulai dikenal di luar Jepang dan mulai dipakai untuk menyebut para penggemar berat anime dan manga.

Advertisement

Dalam perkembangannya di Jepang, seorang otaku mendapat cap negatif. Otaku digambarkan tidak memiliki kehidupan sosial. Persepsi ini muncul lantaran banyak otaku yang terlalu asyik dengan dunianya dan mengabaikan kehidupan sekitar.

Dikutip dari penelitian berjudul Hikikomori sebagai Sebuah Permasalahan Gender di Jepang yang diterbitkan Univeritas Gadjah Mada (UGM), di negeri matahari terbit permasalahan penarikan diri dari masyarakat [Hikikomori] telah menjadi masalah sosial serius di Jepang sejak lama. Sebuah novel Jepang tahun 1950-an pernah menceritakan kehidupan seorang siswa sekolah menengah yang menolak untuk pergi ke luar rumah dan bergaul dengan temannya.

Advertisement

Dikutip dari penelitian berjudul Hikikomori sebagai Sebuah Permasalahan Gender di Jepang yang diterbitkan Univeritas Gadjah Mada (UGM), di negeri matahari terbit permasalahan penarikan diri dari masyarakat [Hikikomori] telah menjadi masalah sosial serius di Jepang sejak lama. Sebuah novel Jepang tahun 1950-an pernah menceritakan kehidupan seorang siswa sekolah menengah yang menolak untuk pergi ke luar rumah dan bergaul dengan temannya.

Gambaran paling mengerikan dari “otaku” adalah kisah kehidupan seorang bernama Tsutomu Miyazaki. Dia bahkan mendapat label “otaku pembunuh paling mengerikan” oleh media Jepang.

Laki-laki kelahiran Saitama pada 21 Agustus 1962 tersebut lahir dengan cacat fisik di tubuhnya. Miyazaki lahir prematur yang mengakibatkan telapak tangan dan jari-jarinya menyatu. Karena hal tersebut Miyazaki menjadi anak pendiam dan pemalu sejak kecil hingga dianggap Hikikomori.

Advertisement

Dia hanya mendapatkan kasih sayang dari kakeknya yang akhirnya meninggal pada 1988. Semenjak itu, Miyazaki menjadi depresi hingga memakan abu kremasi kakeknya sendiri.

Dilaporkan pada tahun 1989, Miyazaki ditangkap atas tuduhan pelecehan seksual terhadap gadis di bawah umur. Laporan tersebut lantas mengantarkan kepolisian Jepang menemukan bukti kejahatan lebih sadis yang dilakukan Miyazaki.

Diperkosa, Dimutilasi, Dimakan

Advertisement

Polisi menemukan berberapa potongan tubuh manusia di lemari Miyazaki. Korban yang diidentifikasi berjumlah empat adalah Mari Konno, 7, Masami Yoshizawa, 7, Erika Nanba, 4, dan Ayako Nomoto, 5. Seluruh korban tidak memiliki hubungan apapun dengan Miyazaki.

Menurut temuan polisi, korban terlebih dahulu diculik dan diperkosa sebelum akhirnya dibunuh. Tak hanya itu, Miyazaki mengaku menghisap darah dan memakan daging korban. Ia juga mengambil potongan tangan atau kakinya untuk disimpan dalam lemari sebagai trofi. Potongan tubuh manusia tersebut menjadi barang bukti kepolisian Jepang untuk mengadili Miyazaki.

Saat melakukan penggeledahan, kepolisian juga menemukan ribuan kaset anime serta manga khususnya manga hentai (sebutan untuk manga yang memuat konten pornografi).

Advertisement

Temuan mengerikan lain adalah soal teror yang dilakukan Miyazaki pada keluarga korban. Ia sering menelepon keluarga korban. Jika telepon tidak diangkat dia akan terus mengulanginya tanpa henti. Namun saat diangkat, dia hanya terdiam tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

Dihimpun Japantimes.co.jp, seperti dikutip Solopos.com, Selasa (22/2/2017), dalam persidangan, Miyazaki mengakui perbuatannya membunuh dan memutilasi korban. Namun, dia menyangkal hal itu dilakukannya sendiri.

Dia menyebut perbuatan itu dilakukan atas dorongan “Rat Man” yang merupakan alter ego dirinya. Bahkan, “Rat Man” ini yang menurut Miyazaki melakukan pembunuhan sadis. Untuk meyakinkan hakim di persidangan, Miyazaki bahkan menggambar sosok “Rat Man” dengan gaya ilustrasi manga.

Meski begitu, pembelaan Miyazaki tak membuat hakim bergeming. Bahkan, tak ada satupun orang terdekat Miyazaki yang mau membantu mengakui pembelaannya. Hakim akhirnya memvonis Miyazaki dengan hukuman gantung yang dieksekusi pada 2008.

(Verlandy Donny Fermansah/JIBI/Solopos.com)

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif