Jateng
Rabu, 22 Februari 2017 - 08:50 WIB

INFRASTRUKTUR JATENG : Ganjar Persilakan Warga Hentikan Truk Langgar Tonase

Redaksi Solopos.com  /  Imam Yuda Saputra  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi protes jalan rusak yang dilontarkan netizen. (Facebook)

Infrastruktur jalan di Jateng kerap rusak akibat melintasnya truk-truk pelanggar aturan tonase.

Semarangpos.com, SEMARANG — Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo mempersilakan warganya menghentikan truk-truk yang melanggar ketentuan batas tonase. Truk-truk itu, menurut dia layak disetop jika melanggar batas tonase atau mengangkut barang melebihi batas muatan yang telah ditentukan hingga membuat infrastruktur, berupa jalan di wilayah Jateng rusak.

Advertisement

“Kalau ada truk yang membandel seperti itu [melebihi tonase] silakan warga menghentikan. Saya malah setuju. Enggak apa-apa,” ujar Ganjar saat dijumpai Semarangpos.com di Wisma Perdamaian, Kota Semarang, Senin (20/2/2017).

Ganjar menambahkan truk-truk besar yang melanggar batas tonase memang kerap berkeliaran di jalan milik Pemprov Jateng. Alhasil, truk-truk itu pun membuat infrastruktur jalan di Jateng rusak dan berlubang. Padahal jalan-jalan itu baru saja diperbaiki oleh Pemprov Jateng dengan cara ditambal.

Kondisi seperti itu pun membuat target Pemprov Jateng agar seluruh jalan di Jateng bebas lubang sulit tercapai. Padahal, Ganjar menargetkan semua jalan di Jateng, terutama yang berstatus jalan nasional, sudah mulus semua dalam dua pekan ke depan. “Jangan ada lagi istilah jeglongan sewu,” beber politikus dari PDI Perjuangan itu.

Advertisement

Ganjar menyatakan akan memerintahkan seluruh kepala daerah di Jateng untuk memerhatikan kondisi jalan di wilayahnya. Sehingga, gerakan serentak agar Jateng bebas lubang jalan bisa berjalan efektif.

Disinggung antisipasi terhadap truk yang kerap melanggar batas tonase, Ganjar mengaku saat ini hal itu merupakan wewenang pemerintah pusat. Pengelolaan jembatan timbang yang digunakan untuk mengawasi muatan truk sepenuhnya sudah dilimpahkan ke Kementerian Perhubungan.

“Tapi, sebenarnya kita bisa ikut mengawasi dengan menggunakan jembatan timbang portabel. Masalahnya, Organda yang dulu bilang mau membantu sosialisasi sampai saat ini belum [melakukan],” beber Ganjar.

Advertisement

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif