News
Minggu, 19 Februari 2017 - 19:45 WIB

Tahun Ini, UI Tiadakan Seleksi Ujian Masuk Mandiri Program Sarjana

Redaksi Solopos.com  /  Septina Arifiani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (kampus-info.com)

Universitas Indonesia meniadakan seleksi ujian masuk secara mandiri untuk program sarjana.

Solopos.com, JAKARTA – Universitas Indonesia (UI) memutuskan untuk meniadakan seleksi ujian masuk secara mandiri untuk program sarjana. Tahun ini, UI hanya akan membuka dua jalur yakni Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) dan Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN).

Advertisement

“Mulai tahun ini, kami meniadakan ujian masuk mandiri. Jadi hanya dua jalur untuk ujian masuk yakni SNMPTN dan SBMPTN,” ujar Emil dalam konferensi pers seusai seminar pendidikan yang diselenggarakan BTA di Jakarta, Minggu (19/2/2017).

Dilansir Antara, Emil mengatakan keputusan itu diambil berdasarkan Permenristekdikti 126/2016 tentang penerimaan mahasiswa baru program sarjana. Dalam peraturan tersebut, dijelaskan idealnya ujian masuk mandiri diambil dari hasil SBMPTN.

“Namun kami melihat hal itu tidak adil, bagaimana kalau anak itu tidak bisa ikut SBMPTN karena sakit. Akhirnya, kami memutuskan untuk meniadakan ujian masuk mandiri,” katanya.

Advertisement

Berdasarkan Permenristekdikti tersebut alokasi seleksi melalui penelusuran prestasi minimal 30 persen. Kemudian ujian tulis atau SBMPTN minimal 30 persen, dan ujian mandiri maksimal 30 persen.

Sebagai gantinya, UI mengubah alokasi untuk SNMPTN yakni 30 persen dan 70 persen untuk SBMPTN. “Untuk universitas lain, masih mengadakan ujian mandiri. Tapi di UI tidak untuk program sarjana,” lanjutnya.

Direktur Bimbingan Tes Alumni 8 (BTA 8), Hasahatan Manulang, mengatakan masih banyak orang tua yang memaksa anaknya untuk masuk ke fakultas kedokteran.

Advertisement

“Dokter masih dianggap sebagai profesi yang menjanjikan yang bergelimang harta. Padahal dokter sendiri saya lihat, jarang bertemu anaknya karena harus mengejar target,” kata Hasahatan.

Idealnya orang tua hanya membantu anak untuk menemukan di mana “passion” anak tersebut, meskipun sebenarnya niat orang tua tersebut baik.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif