Soloraya
Minggu, 19 Februari 2017 - 18:30 WIB

Jebol Tembok Tol Soker, Warga Donohudan Boyolali Berdalih Tak Langgar Hukum

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi jalan tol di kawasan Gondangrejo, Karanganyar. (Ivanovich Aldino/JIBI/Solopos)

Warga Donohudan, Ngemplak, Boyolali berdalih tak melanggar hukum terkait tindakan mereka menjebol tembok Tol Soker.

Solopos.com, BOYOLALI — Warga mengklaim aksi penjebolan tembok Tol Solo-Kertosono (Soker) di Dukuh Tegalan RT 003/RW 006 Desa Donohudan, Ngemplak, bukan tindakan melanggar hukum. Mereka berdalih telah mengantongi surat kesepakatan antara warga dengan Satker Tol Soker pada Agustus 2016 lalu.

Advertisement

Kanitreskrim Polsek Ngemplak, Ipda Basori, mengungkapkan penjebolan tembok Tol Soker selebar 2 meter itu dilakukan warga atas sejumlah alasan. Pertama, kata dia, warga mengklaim telah mengantongi surat kesepakatan bahwa mereka akan dibuatkan akses seperti semula.

Satker ditenggat waktu sampai akhir Agustus 2016 untuk merealisasikan kesepakatan itu. Jika hasil kesepakatan tak dijalankan, sambungnya, maka warga akan membuka sendiri akses jalan itu. “Warga itu mengaku sudah punya kesepakatannya. Namun, benar tidaknya kabar itu perlu diklarifikasi kedua belah pihak [satker tol dan warga],” ujar Basori mewakili Kapolsek Ngemplak, AKP Joko Widodo.

Alasan kedua, sambung Basori, warga mengklaim terowongan sebagai akses penghubung antarwilayah selama ini sering digenangi air hujan setinggi 30-50 cm. Akibatnya, banyak warga yang enggan melintasi terowongan tersebut. “Jika melintasi jalan alternatif, warga mengaku harus memutar arah sejauh 1,5 km,” tambahnya.

Advertisement

Pantauan Solopos.com, tembok Tol Soker yang dijebol warga tersebut kini telah dilintasi warga, khususnya warga yang berada di sisi utara dan selatan Tol Soker. Warga juga memasang gorong-gorong di utara tol dan cor sebagai jembatan agar landai dengan tanah sampingnya.

Akibatnya, pengendara sepeda motor dan sepeda angin bisa melintasi akses selebar 2 meteran itu. Sementara itu, enam biji kepingan tembok cor beton yang dicopot warga masih berada di sekitar lokasi.

Salah satu tokoh warga Donohudan, Suparno, membenarkan adanya kesepakatan tertulis saat penjebolan tembok Tol Soker. Menurut dia, penjebolan itu hanya bersifat sementara karena terowongan sering banjir. Meski demikian, Forum Masyarakat Terdampak Tol Soker tetap akan mendesak akses jalan tersebut dibuat permanen.

Advertisement

“Saat ini memang masih bersifat sementara. Namun, kami akan mendesak jalan itu menjadi penghubung tetap dan dibikin underpass yang layak,” ujar sesepuh Forum Masyarakat Terdampak Tol Soker itu.

Sejak dijebol beberapa pekan lalu, lanjut dia, jalan tersebut kini menjadi ramai. Sejumlah warga yang selama ini mengeluh lantaran akses jalan yang terbatas, mulai merasa senang. “Ya, harapan kami jalan itu dibuat permanen selamanya. Karena tuntutan warga selama ini kan akses dikembalikan seperti semula,” paparnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif