Soloraya
Sabtu, 18 Februari 2017 - 15:40 WIB

INFRASTRUKTUR SUKOHARJO : "Pocong" Tunggui Lubang Jalan di Menuran Baki

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pengguna jalan melihat boneka jalan berbentuk pocong yang ditanam bersama batang pohon pisang di lubang jalan Daleman-Tanjunganom, Baki, Sukoharjo, Jumat (17/2/2017). (JIBI/Solopos/Istimewa)

Infrastruktur Sukoharjo, warga menaruh boneka berbentuk pocong di lubang jalan Desa Menuran, Baki.

Solopos.com, SUKOHARJO — Warga Menuran, Baki, Sukoharjo, kesal dengan kondisi Jl. W.R. Supratman yang rusak dan berlubang. Mereka menaruh beberapa boneka berbentuk pocong sebagai penanda bagi pengguna jalan agar tak terperosok di lubang itu.

Advertisement

Boneka dengan warna putih itu diberi mata dan mulut. Dua boneka disandarkan di batang pohon pisang dengan bagian atas diberi tas plastik. Satu boneka diberi tulisan “Jalan Ini Dijual”.

Pengguna jalan yang melintas di ruas jalan tersebut, Tono 20, warga Gatak, mengapresiasi pemberian penanda itu. Dia menilai penanda berupa boneka pocong bisa menghibur masyarakat sekaligus mengingatkan pengguna jalan akan adanya lubang sehingga mereka tidak terperosok dan jatuh. “Saya juga terhibur saat melintas ruas jalan tersebut. Cukup menghibur,” kata Tono.

Terpisah, anggota DPRD Sukoharjo, Wawan Pribadi, kepada wartawan di Gedung DPRD Sukoharjo, mengaku sudah mendapat pengaduan dari warga. Wawan menjelaskan pengaduan warga sudah diteruskan ke Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Sukoharjo.

Advertisement

“Kerusakan jalan sudah direspons DPU dan akan diperbaiki. Kami minta masyarakat bersabar karena mekanisme birokrasi harus ditaati.”

Politikus PDIP tersebut mengatakan lubang jalan di beberapa lokasi sudah diberi tanda oleh masyarakat sekitar, mulai dari pemasangan kayu, bendera atau boneka pocong. Dia mengakui lubang jalan menimbulkan kerawanan kecelakaan lalu lintas terutama pada malam hari.

Terpisah, Kepala Dinas PUPR Sukoharjo, Suraji, saat diwawancarai wartawan mengakui ruas jalan Daleman-Tanjunganom rusak. Dia sudah mengecek dan sering menguruk lubang tersebut.

Advertisement

“Langkah awal dilakukan pengurukan agar lubang jalan tertambal terlebih dahulu. Pengaspalan tidak memungkinkan karena curah hujan masih tinggi. Jika dipaksakan diaspal jalan cepat rusak dan mengelupas kembali,” katanya.

Suraji mengatakan berbagai faktor penyebab kerusakan jalan di antaranya hujan dengan intensitas tinggi dan banyaknya kendaraan berat melintas ruas jalan tersebut.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif