Soloraya
Sabtu, 18 Februari 2017 - 17:00 WIB

ASAL USUL : Asale Jonggrangan Klaten Dahulu Daerah Congkrang

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pengguna jalan melintas di pintu masuk Desa Jonggrangan Kecamatan Klaten Utara, Klaten, Jumat (3/2/2017). (Ponco Suseno/JIBI/Solopos)

Asal usul penamaan Desa Jonggrangan dari kata congkrang.

Solopos.com, SOLO — Desa Jonggrangan berada di lokasi strategis di Kecamatan Klaten Utara, Kabupaten Klaten. Fasilitas umum yang berada di Desa Jonggrangan tergolong komplet. Di desa ini, terdapat Masjid Agung Al Aqsha Klaten, GOR Gelarsena Klaten, SMAN 3 Klaten, Sendang Simbar Joyo Klaten, dan sebagainya.

Advertisement

Di zaman dahulu, Desa Jonggrangan dikenal sebagai daerah congkrang. Sebutan daerah tersebut didasarkan pada latar belakang desa yang kekurangan bahan makanan. Lahan pertanian di Jonggrangan seluas kurang lebih 21.644 hektare dinilai belum membuahkan hasil maksimal bagi warga setempat. Seiring berkembangnya waktu, sebutan congkrang itu berubah menjadi Jonggrangan.

“Kalau mendengar cerita turun-temurun dari sesepuh desa memang seperti itu ceritanya. Jadi, daerah di Jonggrangan ini dahulu dikenal daerah yang kurang dilihat dari hasil pertaniannya,” kata Kepala Desa Jonggrangan, Sunarna, Jumat (3/2/2017).

Jonggrangan berjarak kurang lebih 2,5 kilometer dari pendapa Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Klaten. Jumlah dukuh di Jonggrangan mencapai 10 dukuh, yakni Jonggrangan, Jonggrangan Baru, Botokan, Badegan, Dendengan, Jampen, Pundungan, Belang Kulon, Manahan, dan Sunggingan.

Advertisement

Di bagian utara Jonggrangan berbatasan dengan Mayungan Kecamatan Ngawen, di bagian selatan berbatasan dengan Karanganom Kecamatan Klaten Utara, di bagian timur berbatasan dengan Belang Wetan Kecamatan Klaten Utara, dan di sebelah barat berbatasan dengan Gergunung Kecamatan Klaten Utara.

“Sebagian warga di Jonggrangan masih mendengar cerita tentang asal-usul desa dari sebutan congkrang,” kata Sunarna.

Dia mengatakan Desa Jonggrangan saat ini sudah sangat berkembang, baik dari segi pembangunan fisik atau pun pemberdayaan masyarakat. Jonggrangan yang memiliki luas permukiman 47.358 hektare itu dihuni 4.343 jiwa.

Advertisement

“Salah satu sumber irigasi di Jonggrangan, yakni Sendang Simbar Joyo Klaten. Lokasinya di Gempur. Setiap jumat I di bulan Suro, biasanya dilakukan bersih desa. Saat ini, masyarakat di sini sudah sejahtera. Tak hanya mengandalkan di bidang pertanian, tapi sudah banyak yang berkecimpung di luar pertanian,” katanya.

Sunarna mengatakan potensi desa di Jonggrangan di luar pertanian, yakni home industry roti, mebel, pembuatan gypsum, kerajinan tas, dan pembuatan rambak.

“Ke depan, kami juga ingin membentuk Badan Usaha Milik Desa (BUM Desa) dan pemberdayaan masyarakat yang berkesinambungan. Pengelolaan sendang akan terus dikembangkan agar dapat menarik perhatian wisatawan. Ini untuk menegaskan lagi bahwa Jonggrangan saat ini bukan daerah congkrang meski cerita pemberian nama Jonggrangan berasal dari kata itu,” katanya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif