Soloraya
Kamis, 16 Februari 2017 - 19:40 WIB

AIR BERSIH WONOGIRI : Proyek Pemasangan Pipa Air Terhenti, Warga Gambirmanis Kecewa

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pengendara melintas di jalan dekat lokasi proyek pipanisasi di Desa Gambirmanis, Pracimantoro, Kamis (16/2/2017). (Rudi Hartono/JIBI/Solopos)

Air bersih Wonogiri, proyek pemasangan pipa untuk mengatasi kesulitan air di Gambirmanis saat kemarau terhenti.

Solopos.com, WONOGIRI — Terhentinya proyek pemasangan pipa distribusi air bersih di Kecamatan Pracimantoro, Wonogiri, pada 2016 memupuskan harapan warga Desa Gambirmanis untuk bebas dari kesulitan air bersih pada musim kemarau.

Advertisement

Proyek senilai Rp4,58 miliar itu sempat membawa angin segar bagi warga yang hampir setiap tahun mengalami kekeringan sejak lebih dari 15 tahun lalu. Informasi yang dihimpun Solopos.com, Kamis (16/2/2017), pemasangan pipa itu oleh PT Lewih Mentari, Bandung, Jawa Barat, tersebut sedianya untuk mendistribusikan air bersih dari mata air di Seropan, Gunung Kidul, DIY, ke Desa Gambirmanis.

Proyek tersebut melewati beberapa desa, seperti Gebangharjo, Gedong, Watangrejo, hingga berakhir di Gambirmanis. Berdasar informasi di website Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Wonogiri, proyek Dinas Pekerjaan Umum (DPU) itu bernama peningkatan air bersih rawan kekeringan.

Advertisement

Proyek tersebut melewati beberapa desa, seperti Gebangharjo, Gedong, Watangrejo, hingga berakhir di Gambirmanis. Berdasar informasi di website Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Wonogiri, proyek Dinas Pekerjaan Umum (DPU) itu bernama peningkatan air bersih rawan kekeringan.

Dananya dari bantuan keuangan Pemprov Jawa Tengah 2016. Tim Pengawal Pengamanan Pemerintahan dan Pembangunan Daerah (TP4D) dari Kejaksaan Negeri (Kejari) Wonogiri sedang mengawasi proyek tersebut.

Pantauan Solopos.com di Gambirmanis, galian yang sedianya untuk menanam pipa terlihat di sepanjang tepi jalan desa. Ada bagian galian yang sudah terdapat pipa. Ada pula pipa yang belum terpasang. Galian yang belum digunakan untuk mengubur pipa tertutup tanah.

Advertisement

Warga sangat antusias ketika mengetahui proyek itu mulai dikerjakan. Puluhan warga bersedia membantu pekerjaan. Namun, hingga akhir Desember tahun lalu proyek tak selesai dan membuat warga kecewa.

Kades belum mengetahui proyek tersebut akan dilanjutkan atau tidak. Namun, yang pasti harapan warga bisa menikmati air bersih tidak dapat terwujud dalam waktu dekat.

“Kalau bisa proyek segera dilanjutkan agar kami bisa menikmati air bersih. Air buat warga kami sangat berharga. Kalau di tempat lain air bekas keperluan dibuang, tapi kalau di sini [Gambirmanis] tetap dimanfaatkan. Air bekas wudu, cuci piring, dan sebagainya masih dipakai untuk ternak, pengairan tanaman, dan sebagainya,” kata Kades saat ditemui Solopos.com di rumahnya.

Advertisement

Dia menceritakan setiap tahun kekeringan melanda Gambirmanis. Tiap tahun pula Sunardi mencari bantuan air bersih ke banyak pihak, seperti ke perorangan, toko-toko, lembaga lintas agama, hingga institusi pemerintah.

Tahun lalu kekeringan tidak terlalu parah karena saat kemarau ada hujan. Kendati demikian, warga tetap menghemat air. Warga sudah terbiasa menghemat air dengan cara mereka sendiri. Contohnya, mandi dengan air satu ember. Jika kekeringan melanda, warga miskin lebih menderita karena tidak mampu membeli air bersih.

Terpisah, Ketua TP4D Wonogiri, Triyanto, mengatakan terdapat kerugian negara akibat digelarnya proyek tersebut. Nilai kerugiannya mencapai Rp482,515 juta. Kerugian negara akibat adanya kelebihan bayar. Kontraktor mengembalikannya secara penuh, Kamis.

Advertisement

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif