Sport
Rabu, 8 Februari 2017 - 05:30 WIB

KEJUARAAN RENANG : 400 Perenang Muda Berebut Prestasi di Solo

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Baihaqi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - FINAL RENANG 50 METER GAYA BEBAS

Kejuaraan renang bakal digelar di Solo.

Solopos.com, SOLO – Sebanyak 400 atlet dari 40 perkumpulan renang di Indonesia bakal memanaskan Kejuaraan Renang Antarperkumpulan Taruna (Krapta) 2017 di Kolam Renang Tirtomoyo, Manahan, Solo, 10-12 Februari 2017. Kontingen Solo yang diwakili 100 atlet siap bersaing dengan perenang andal dari daerah lain seperti Bali.

Advertisement

Kejuaraan nasional (Kejurnas) tersebut bakal mempertandingkan empat kelompok umur (KU) yakni KU-5 (sembilan tahun ke bawah), KU-4 (10-11 tahun), KU-3 (12-13 tahun) serta KU-2 (14-15 tahun). Total ada 102 medali yang diperebutkan dalam kejurnas yang baru kali pertama digelar itu.

Ketua Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PRSI) Solo, Devy Rachyuanto, mengatakan Krapta dikonsep untuk memunculkan bibit-bibit perenang muda potensial yang siap bersaing di kancah nasional. Demi mewujudkan hal tersebut, pihaknya tak membolehkan perenang unggulan satu hingga unggulan lima tiap daerah untuk mengikuti Kejurnas.

“Ini semata-mata agar perenang muda daerah lebih bergairah dan bangkit meraih prestasi,” ujar Devy kepada wartawan dalam jumpa pers di Che Es Resto, Selasa (7/2/2017).

Advertisement

Devy mengatakan kejuaraan yang memperebutkan Piala Kapolda Jawa Tengah itu akan diikuti 400 atlet dari 40 kelompok renang di Nusantara. Ada pun Solo mengirimkan 100 atlet dari lima klub renang yakni Bintang Timur, Almagary, Tirta Darma, Elite dan ESG. Pihaknya optimistis atlet tuan rumah dapat bersaing dengan atlet dari daerah yang cukup disegani yakni Bali.

“Pembinaan di sana paling konsisten. Namun kami optimistis meraih medali di nomor gaya bebas jarak pendek yang dipertandingkan seperti 50 meter, 200 meter dan 200 meter,” tuturnya.

Ketua panitia Krapta, Maheswari Ratih, mengatakan event tersebut direncanakan digelar setiap tahun untuk mendukung pembinaan berjenjang atlet renang. Pihaknya menyebut pembinaan di sejumlah daerah kurang optimal karena minimnya kejuaraan berkelas nasional.

Advertisement

“Perenang lapis kedua di daerah perlu merasakan atmosfer kejuaraan tingkat nasional. Ini untuk menempa mereka agar bisa bersaing sehingga pembinaan tidak putus,” tuturnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif