Soloraya
Sabtu, 4 Februari 2017 - 17:30 WIB

ASAL USUL : Asale Parangupito, Tempat Bertapa yang Terjal di Sela-Sela Bukit

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kantor Kecamatan Paranggupito, Kabupaten Wonogiri. (Rudi Hartono/JIBI/Solopos)

Asal usul penamaan Paranggupito Wonogiri dari tempat bertapa Pangeran Sambernyawa.

Solopos.com, WONOGIRI — Paranggupito salah satu kecamatan di Wonogiri. Di kecamatan itu terdapat Pantai Sembukan dan Nampu yang memukau. Paranggupito yang menyimpan banyak pesona alam itu memiliki cerita yang melatarbelakanginya.

Advertisement

Informasi yang dihimpun dari berbagai sumber, Paranggupito berasal dari kata parang, gupit, dan ditata.

Haryanto, pejabat teras lingkungan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) yang pernah menjabat sebagai Camat Paranggupito selama dua tahun mengatakan kisah yang melatarbelakangi penamaan Paranggupito tidak terlepas dari perjalanan Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (K.G.P.A.A.) Mangkunegoro I. Masyarakat lebih mengenalnya Kanjeng Pangeran Sambernyawa atau Raden Mas (R.M.) Said.

Dari cerita yang diperoleh Haryanto, penamaan paranggupito terjadi pada masa Mangkunegoro IV. Mangkunegoro saat itu mendapat petunjuk dirinya harus berkunjung ke pantai tempat Pangeran Sambarnyawa bertapa, yakni Pantai Sembukan.

Advertisement

Sebelum berkunjung dia mengutus penggawa mencari lokasi tersebut. Setelah menemukannya, utusan melaporkan kondisi wilayah kawasan pantai. Kawasan itu penuh bebatuan runcing dan terjal seperti parang, jalannya sempit berkelok-kelok di sela bukit (gupit), tetapi masih ada tempat yang rata dan bisa ditata. Dari gambaran itu lalu kawasan diberi nama Paranggupito.

“Menurut cerita, dahulu Pangeran Sambernyawa bertapa di kawasan Paranggupito untuk meminta petunjuk Yang Maha Kuasa,” kata Haryanto, Jumat (27/1/2017).

Dikisahkannya, suatu ketika Pangeran Sambernyawa bermukim di Bumi Nglaroh (Selogiri, Wonogiri) untuk menghimpun strategi dan kekuatan setelah kalah berperang melawan Belanda.

Advertisement

Setelah beberapa lama bermukim di Nglaroh dia melanjutkan perjalanan ke selatan hingga akhirnya sampai di sebuah pantai (Pantai Sembukan).

Pada suatu malam Jumat, Pangeran Sambernyawa menuju bukit untuk bertapa meminta petunjuk Yang Maha Kuasa. Sekarang bukit dinamakan Gunung Gendera. Di lokasi terdapat sanggar yang diberi nama Sanggar Tri Sila Wedha.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif