Sport
Rabu, 25 Januari 2017 - 20:45 WIB

Tim Futsal Tuli Soloraya Bidik Prestasi

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Baihaqi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Deaf Futsal Club Soloraya (istimewa)

Tim Futsal Tuli Soloraya bakal mengikuti turnamen di Tangerang.

Solopos.com, SOLO – Bagaimana cara seorang tuli atau tunarungu bekerja sama dengan apik di olahraga futsal? Pertanyaan itu mungkin terngiang di sebagian orang jika melihat sepak terjang orang tuli yang menggeluti olahraga dalam ruangan ini. Jawabannya ternyata sederhana, fokus pada bola.

Advertisement

Dengan kiat itu Deaf Futsal Club (DFC) Soloraya, tim yang diperkuat orang tuli atau tunarungu di Soloraya, sukses melanglangbuana dalam turnamen futsal tuli di Nusantara. Mereka mampu meraih juara ketiga dalam turnamen yang digelar di Jogja tiga tahun silam. DFC juga sempat menyentuh semifinal di turnamen futsal di Purwakarta.

Kini DFC Soloraya menatap Turnamen Futsal Tuli Banten 2017 yang digelar di Serpong, Tangerang Selatan, Sabtu-Minggu (28-29/1/2017). “Kali ini kami harus juara,” ujar Irfan Nugroho, 25, pelatih DFC, saat berbincang dengan Solopos.com.

Ipank, sapaan akrabnya, memang sangat getol dengan olahraga futsal. Bersama rekannya sesama tuli, dia mulai rutin latihan futsal sejak lima tahun lalu. Saat itu DFC baru saja terbentuk hasil inisiasi Gerakan untuk Kesejahteraan Tunarungu Indonesia (Gerkatin) Solo. Tahun 2014 DFC mengepakkan sayap ke Soloraya dan mulai mengikuti turnamen di sejumlah daerah di Indonesia.

Advertisement

Ajang futsal di Kota 1.000 Industri, sebutan Tangerang, akhir pekan nanti adalah turnamen keempat yang diikuti DFC. “Kami sangat bersemangat menyambut turnamen. Latihan fisik, kerja sama dan mental sudah kami lakukan,” ucap Ipank yang didampingi penerjemah, Winda Utami.

Setiap Rabu Ipank dkk. menggembleng kemampuan mengolah bola. Hari Minggu (22/1/2017) kemarin, mereka menggelar latihan akhir selama tiga jam di Solobaru sebelum berangkat ke Tangerang, Jumat (27/1/2017). Saat latihan DFC selalu mengoptimalkan indra penglihatan untuk menutupi kekurangan dalam komunikasi dan pendengaran. Dalam kamus DFC, tidak ada kata kendala jika ingin berprestasi.

“Saya selalu tekankan ke teman-teman agar fokus ke bola dan warna seragam. Operan jangan terlalu cepat yang penting pasti. Sejauh ini kiat itu cukup berhasil,” tutur mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Slamet Riyadi ini.

Advertisement

Namun perjuangan Ipank dkk. membuat hobi menjadi prestasi bukan tanpa kendala. Mereka harus berswadaya untuk mengikuti turnamen karena belum ada pihak yang mau membiayai. DFC pun berinisiatif mencari bantuan di laman penggalangan dana kitabisa.com untuk menambal sedikit pengeluaran ke Banten.

Tim butuh sekitar Rp6 juta untuk biaya transportasi, akomodasi dan pembuatan seragam. “Meski tak ada bantuan pun kami tetap akan berangkat. Teman-teman siap urunan dengan biaya sendiri,” tutur Ipank yang akan berangkat dengan tujuh pemain dan beberapa ofisial tim.

Di babak penyisihan, Sabtu, DFC Soloraya akan menghadapi South Batavia FC. Turnamen Futsal Tuli Banten menggunakan sistem gugur.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif