Sport
Sabtu, 21 Januari 2017 - 04:30 WIB

MANCHESTER CITY VS TOTTENHAM HOTSPUR : Kado Pahit untuk Guardiola?

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Baihaqi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Tottenham Hotspur vs Manchester City (Reuters / Andrew Couldridge)

Manchester City vs Tottenham Hotspur tersaji di Liga Inggris pekan ini.

Solopos.com, MANCHESTER — Josep “Pep” Guardiola, baru merayakan ulang tahunnya yang ke-46 tahun, Rabu (18/1/2017) lalu. Di usia yang relatif muda, Guardiola sudah meraih segalanya dan masuk jajaran pelatih terbaik di dunia.

Advertisement

Guardiola mengoleksi 22 trofi sejak memulai karier manajerial di Barcelona B dengan rasio kemenangan sebanyak 73,2 persen. Sebagai perbandingan, Jose Mourinho “hanya” meraih 14 trofi ketika genap berusia 46 tahun. Sementara Sir Alex Ferguson mendapatkan 12 gelar dan bahkan mentornya, Louis van Gaal, hanya dengan 11 titel ketika berada di usia yang sama dengan Guardiola saat ini.

Namun, ketangguhan eks pelatih Barcelona dan Bayern Munchen itu mulai diuji ketika menginjakkan kaki di daratan Inggris untuk menangani Manchester City awal musim ini. Setelah meraih streak kemenangan dalam 10 laga pertama City di semua kompetisi, Guardiola mendadak seperti kehilangan daya magisnya sejak takluk di kandang Tottenham Hotspur dengan skor 0-2 pada Oktober 2016 lalu.

Sejak itu, performa The Citizens, julukan City, seperti roller coaster (naik-turun) hingga tergelincir ke peringkat kelima klasemen sementara. Bahkan tak jarang City diperdaya tim yang berada di bawah level mereka.  Terbaru, Sergio Aguero dkk. dibuat babak belur Everton 0-4 pada akhir pekan lalu. Itu menjadi kekalahan terburuk dalam karier Guardiola.

Advertisement

Guardiola pun dituntut bangun dari mimpi buruk ketika timnya kembali berjumpa Tottenham di Etihad Stadium, Manchester, Minggu (22/1/2017) pukul 00.30 WIB. Guardiola tentu tak ingin mendapat kado pahit pada laga yang digelar selang empat hari setelah perayaan ulang tahunnya tersebut.

Celakanya, performa Tottenham sedang meroket. Tim besutan Mauricio Pochettino itu melonjak ke peringkat kedua klasemen setelah meraih streak kemenangan dalam tujuh laga di Liga Premier seusai menundukkan West Bromwich Albion 4-0, akhir pekan lalu. Itu menjadi kemenangan beruntun terpanjang tim berjuluk The Lilywhites tersebut sejak  sejak 1967.

Baik Guardiola maupun Pochettino cenderung suka ganti-ganti formasi. Guardiola telah memakai tujuh formasi selama 21 laga Liga Premier musim ini. Tapi Guardiola seolah belum menemukan ramuan tepat untuk Yaya Toure cs. Kiper Claudio Bravo yang diborong dari Barcelona beberapa kali melakukan blunder yang berakibat fatal. Sejauh ini, Bravo baru mengemas empat kali clean sheet dalam 18 laga.

Advertisement

Sedangkan Pochettino mampu membuat anak buahnya terasa nyaman meski sudah delapan kali melakukan pergantian formasi di Liga Premier musim ini. Poch, sapaan Pochettino, memakai formasi 3-4-2-1 ketika menghentikan rentetan 14  kemenangan beruntun tim pemuncak klasemen sementara, Chelsea dan menghajar West Brom.

“Saya pikir, jawabannya adalah harus punya Plan B dan Plan C. Penting punya skuat untuk mengejutkan lawan. Terkadang Anda butuh fleksibel. Para pemain harus tahu kami bisa bermain beda. Sepak bola merupakan pertandingan di mana Anda harus fleksibel dan beraptasi dengan karakteristik Anda,” ungkap Pochettino, seperti dilansir Standard.co.uk, Jumat (20/1/2017)

Tottenham kehilangan bek sentral Jan Vertonghen dan winger Erik Lamela karena cedera. Sementara City masih tidak diperkuat gelandang bertahan Fernandinho yang menuntaskan sanksi empat larangan bertanding dan Ilkay Gundogan yang cedera panjang hingga akhir musim.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif