Soloraya
Kamis, 19 Januari 2017 - 11:40 WIB

PERTANIAN SUKOHARJO : Pupuk Phonska Langka Berbulan-Bulan, Ini Penyebabnya

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi stok pupuk (JIBI/Solopos/Dok.)

Pertanian Sukoharjo, pupuk Phonska langka selama beberapa bulan.

Solopos.com, SUKOHARJO — Kelangkaan pupuk bersubsidi jenis Phonska di wilayah Desa Mertan, Kecamatan Bendosari, Sukoharjo, disebabkan alokasi pupuk yang minim. Selain itu, para petani menggunakan pupuk Phonska secara berlebihan sehingga mengurangi jatah pupuk bersubsidi yang telah diatur dalam rencana definitif kebutuhan kelompok (RDKK).

Advertisement

Kepala Desa Mertan, Kecamatan Bendosari, Hery Purnomo, mengatakan telah menelusuri laporan petani yang mengeluhkan kesulitan mendapatkan pupuk Phonska selama enam bulan terakhir. Hery telah berkoordinasi dengan petugas penyuluh lapangan (PPL) pertanian dan ketua gabungan kelompok tani (gapoktan) untuk menindaklanjuti keluhan petani. (Baca juga: Pupuk Phonska Langka, Petani Khawatirkan Hasil Panen)

“Sebenarnya tidak ada kelangkaan pupuk bersubsidi. Penyaluran pupuk bersubsidi itu berdasar RDKK yang disusun setiap gapoktan. Jadi sudah jelas jatah pupuk bersubsidi di masing-masing pengecer pupuk,” kata dia saat ditemui Solopos.com di kantornya, Rabu (18/1/2017).

Advertisement

“Sebenarnya tidak ada kelangkaan pupuk bersubsidi. Penyaluran pupuk bersubsidi itu berdasar RDKK yang disusun setiap gapoktan. Jadi sudah jelas jatah pupuk bersubsidi di masing-masing pengecer pupuk,” kata dia saat ditemui Solopos.com di kantornya, Rabu (18/1/2017).

Biasanya, para petani menggunakan pupuk bersubsidi jenis Phonska secara berlebihan selama satu masa tanam (MT) padi. Imbasnya, jatah pupuk bersubsidi jenis Phonska yang dialokasikan selama satu MT padi berkurang.

Hal ini yang menyebabkan petani kesulitan mendapatkan pupuk phonska di pasaran. Hery mencontohkan pupuk urea atau organik bisa digunakan saat awal musim tanam. Sementara pupuk Phonska digunakan saat pertengahan musim tanam.

Advertisement

Hery meminta agar gapoktan mengawasi penyaluran pupuk bersubsidi jenis Phonska kepada anggota kelompok tani. Setiap anggota kelompok tani yang telah terdaftar dalam RDKK bisa mendapatkan pupuk bersubsidi sesuai luas lahan sawah yang digarap.

Sementara itu, ketua gapoktan Desa Mertan, Kamidi, mengungkapkan stok pupuk bersubsidi baik Phonska maupun urea di gudang selama 2016 memadai. Stok pupuk Phonska untuk awal 2017 memang belum dipasok dari pemerintah pusat.

Saat ini, Kamidi masih menunggu pasokan pupuk Phonska dari pemerintah pusat. Kamidi meminta agar para petani tak berlebihan menggunakan pupuk Phonska pada awal MT padi.

Advertisement

Pupuk lainnya seperti urea atau NPK tak berbeda jauh kualitasnya dibanding Phonska. “Silakan menggunakan pupuk phonska namun harus disesuaikan jatah. Petani tak bisa membeli pupuk bersubdisi ke wilayah lain karena penyaluran pupuk sudah sesuai RDKK,” kata dia.

Sebelumnya, seorang petani asal Desa Mertan, Jarot Sujarno, mendatangi Makoramil Bendosari, Selasa (17/1/2017). Dia ingin mengadukan ihwal kelangkaan pupuk Phonska di pasaran selama enam bulan terakhir.

Jarno terpaksa membeli membeli pupuk nonsubsidi dengan harga jauh lebih mahal dibanding pupuk bersubsidi. Harga pupuk Phonska bersubsidi Rp75.000/sak. Sementara harga pupuk nonsubsidi di pasaran Rp160.000/sak.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif