News
Rabu, 18 Januari 2017 - 13:45 WIB

Tolak Keputusan KTT di Paris, Israel Ogah Damai dengan Palestina

Redaksi Solopos.com  /  Jafar Sodiq Assegaf  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - KTT Perdamaian Paris 15 Januari 2017 (Bbc.com)

Israel menolak keputusan KTT Perdamaian di Paris yang membahas konflik negaranya dengan Palestina.

Solopos.com, PARIS – Sebanyak 70 perwakilan negara dan organisasi internasional dari seluruh penjuru dunia berkumpul di Paris, Prancis untuk mengikuti agenda Konferensi Tingkat Tinggi (KTT), Minggu (15/1/2017). Pertemuan itu diadakan guna membahas solusi terbaik untuk konflik berkepanjangan yang dialami Israel dan Palestina.

Advertisement

Dilansir BBC, Senin (16/1/2017), Presiden Palestina, Mahmoud Abbas turut menghadiri KTT ini. Sementara itu, perwakilan Amerika Serikat dan Israel justru tidak mengirimkan perwakilannya untuk mendengar hasil perundingan perdamaian.

Sejumlah perwakilan negara yang menghadiri agenda tersebut menegaskan akan terus berkomitmen mencari solusi terbaik untuk mengakhiri konflik antara Israel dan Palestina. Mereka secara tegas melarang kedua negara mengambil keputusan sepihak yang akan memperburuk hubungan bilateral di masa depan.

Keputusan tersebut disambut baik oleh pihak Palestina. Tapi, di lain pihak, pemerintah Israel justru menyebut anggota konferensi tersebut mencurangi mereka dengan memihak kepentingan Palestina.

Advertisement

“Ini sebuah konferensi palsu yang sebenarnya digelar untuk membela kepentingan Palestina dan menyudutkan kami, “tutur Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, John Kerry menegaskan timnya akan melakukan tindakan tegas jika Palestina berani menyerang Israel. Kabarnya, ia telah meyakinkan Benjamin Netanyahu untuk mengatasi resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Desember 2016 yang mengecam pembangunan permukiman Israel di wilayah Palestina.

Pasalnya, Amerika Serikat menyatakan abstain ketika Dewan Keamanan PBB meminta persetujuan negara tersebut. Sementara itu, Israel dengan tegas menolak resolusi yang menganggap permukiman tersebut ilegal berdasarkan hukum internasional.

Advertisement

Lebih lanjut, Israel merasa khawatir dengan keputusan KTT Perdamaian Paris yang diduga akan merusak negosiasi yang telah mereka lakukan dengan Palestina. Selain itu, rencana presiden Amerika Serikat terpilih, Donald Trump untuk memindahkan kedutaan besar Israel dari Tel Aviv ke Yerussalem juga menambah kekhawatiran mereka.

Pasalnya, selama ini Yerussalem merupakan kota yang menjadi sengketa antara Israel dan Palestina. Pemerintah Palestina mengatakan wilayah Yerussalem Timur merupakan milik meereka yang akan dibangun menjadi ibu kota negara. Sementara pihak Israel bersikeras mengklaim seluruh wilayah Yerussalem adalah milik mereka yang tidak bisa diganggu gugat.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif