Soloraya
Rabu, 18 Januari 2017 - 16:15 WIB

PERTANIAN WONOGIRI : Curah Hujan Tinggi, Hasil Panen Buah Naga di Semin Anjlok

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Buah naga. (Ilustrasi)

Pertanian Wonogiri terkait budidaya buah naga kali ini gagal dipanen.

Solopos.com, WONOGIRI — Hasil panen buah naga di Desa Semin, Nguntoronadi, Wonogiri, anjlok. Curah hujan tinggi beberapa waktu terakhir mengakibatkan tanaman buah naga tidak dapat berbunga.

Advertisement

Kepala Desa (Kades) Semin, Suparmi, saat ditemui di kantornya, Selasa (17/1/2017), menyampaikan kali ini buah naga masuk kategori gagal panen. Dari sekitar 30.000 batang tanaman, hanya sebagian kecil yang berbuah.

Ia menyebut pada masa panen Desember 2016-Januari 2017 ini buah naga yang dipanen kurang dari 250 kg. Hasil ini jauh dari capaian saat masa panen setahun lalu yang mencapai 3,2 ton. Meski masa panen belum selesai, Suparmi memprediksi hasil panen tidak akan menyentuh 25 persen dari capaian setahun lalu karena tidak banyak tanaman yang berbunga.

Hasil yang minim diperparah anjloknya harga. Saat ini harga jual buah naga Rp15.000/kg. Pada masa panen di musim kemarau harga bisa mencapai Rp24.000/kg. “Kali ini gagal panen. Baru sekarang kondisinya seperti ini,” kata Kades.

Advertisement

Menurut dia kondisi tersebut akibat tanaman terkena hujan secara terus menerus. Hal itu menyebabkan tanaman terkena virus sehingga tidak bisa berbunga. Selain itu karena tidak ada peremajaan tanaman, sehingga produktivitas buah tiap tanaman menurun.

“Tanaman tua yang terkena virus membusuk lalu mati. Banyak warga yang menyemprot tanaman dengan obat tapi enggak mempan. Yang bisa dilakukan meremajakan tanaman. Warga akan meremajakan tanaman secara serempak dalam waktu dekat,” imbuh dia.

Kades menjelaskan Semin menjadi sentra budidaya buah naga sejak 2013. Semula yang menanam hanya suaminya, Sumaryanto, yang kala itu seorang kades dan satu warga lainnya. Hingga suatu ketika ada pihak dari Solo yang bersedia membantu pengadaan bibit. Lalu dia bersama warga membeli tiga bak pikap bibit buah naga merah. Seluruh bibit dibagikan ke keluarga-keluarga. Setahun berlalu warga menikmati hasilnya. Perekonomuan warga meningkat.

Advertisement

“Di Semin ada 3.000-an keluarga yang tersebar di tujuh dusun. Sebanyak 98 persen di antaranya menanam tanaman buah naga di pekarangan rumah masing-masing. Paling banyak ada di Dusun Semen,” ulas Suparmi.

Dia menambahkan selama ini warga belum dapat memasarkan hasil panen ke luar daerah. Buah selalu habis dibeli warga yang datang langsung ke masing-masing rumah. Selain itu warga hanya memasarkan ke kantor-kantor desa sekitar.

Budidaya buah naga di Semen diprakarsai Kelompok Wanita Tani (KWT) Melati. Ketua KWT Melati, Darmini, mengatakan warga membudidaya buah naga hanya sebagai sambilan. Namun, usaha sambilan itu sangat menjanjikan karena buah naga memiliki nilai ekonomi tinggi. Saat ini hasil panen sedang anjlok karena faktor cuaca.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif