Soloraya
Rabu, 18 Januari 2017 - 22:15 WIB

BUNUH DIRI SRAGEN : Kurang Perhatian Keluarga Jadi Pemicu Warga Lansia Bunuh Diri

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Bunuh diri minum racun serangga (Dok/JIBI)

Bunuh diri Sragen, kurangnya perhatian dari keluarga rawan memicu warga lanjut usia untuk bunuh diri.

Solopos.com, SRAGEN — Terhitung sejak Januari 2016 hingga Januari 2017, ada 24 warga Sragen yang memilih mengakhiri hidup dengan cara bunuh diri. Terakhir, tiga warga Sragen mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri, Senin-Selasa (16-17/1/2017).

Advertisement

Berdasar data yang dihimpun Solopos.com dari Mapolres Sragen, Rabu (18/1/2017), sepanjang 2016 terdapat 20 warga Sragen yang mengakhiri hidupnya sendiri. Kebanyakan dari mereka memilih cara gantung diri. (Baca juga: Sehari, 2 Warga Sragen Akhiri Hidup dengan Gantung Diri)

Ada pula yang memilih menenggak racun rumput. Sepanjang Januari 2017, terdapat empat warga Sragen yang bunuh diri. Tiga di antaranya memilih gantung diri, sementara satu orang menenggak racun.

“Latar belakang mereka bunuh diri itu rata-rata karena sakit menahun. Biasanya sudah lansia. Tapi ada pula yang masih muda karena terlilit utang atau masalah ekonomi,” jelas Kasatreskrim Polres Sragen AKP Supadi mewakili Kapolres Sragen AKBP Cahyo Widiarso.

Advertisement

Sementara itu, maraknya warga lansia yang bunuh diri ditengarai karena kurangnya perhatian dari keluarganya. Ironisnya, para warga lansia selama ini cenderung kurang mendapat perhatian dari keluarga setelah harta kekayaannya dibagi-bagi kepada ahli waris.

Saat warga lansia itu sakit menahun, dia sudah tidak punya biaya untuk berobat. “Anak dan cucu sudah sibuk dengan urusan masing-masing setelah mendapat warisan. Kebanyakan lansia ini masuk kelompok ekonomi rendah. Mereka punya penyakit kronis, tapi ketika ingin berobat sudah tidak punya biaya. Mereka tak mau menjadi beban keluarga sehingga memilih bunuh diri untuk menyelesaikan masalahnya,” ucap Kepala Bidang Keluarga Berencana (KB) Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPKB dan P3A), dr. Iin Dwi Yuliarti saat ditemui Solopos.com di Sragen.

Iin menjelaskan program pembinaan kepada keluarga para lansia merupakan salah satu tugas Bidang KB. Menurut Iin, warga lansia masuk kategori orang berkebutuhan khusus.

Advertisement

Para warga lansia perlu diberdayakan supaya merasa diperhatikan oleh keluarga. “Orang lansia itu butuh perhatian, bukan malah jadi beban. Penting mengajak warga lansia ikut posyandu. Mereka akan berkumpul dengan sesama warga lansia. Ada banyak kegiatan yang bisa dilakukan sesama warga lansia. Mereka bisa ikut senam lansia, pengajian bersama, berlatih membuat kerajinan tangan atau camilan. Mereka juga bisa dilibatkan dalam usaha kecil-kecilan,” terang Iin.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif