Teknologi
Jumat, 13 Januari 2017 - 13:45 WIB

Siswa SMK di Gunung Kidul Bikin Teknologi Motor yang Cuma Bisa Dihidupkan Pakai SIM

Redaksi Solopos.com  /  Jafar Sodiq Assegaf  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Siswa SMKN 2 Ngawen, Gunung Kidul, DIY, memamerkan teknologi bikinannya. (JIBI/Okezone/Markus Yuwono)

Siswa SMK di Gunung Kidul membuat teknologi Safety Riding Kit S2-HK.

Solopos.com, GUNUNG KIDUL — Siswa SMKN 1 Ngawen bersama guru membuat teknologi inovatif untuk menunjang keselamatan berkendara. Teknologi bernama Safety Riding Kit S2-HK ini memungkinkan sepeda motor hanya bisa dihidupkan dengan menggunakan surat ijin mengemudi (SIM).

Advertisement

Kasus kecelakaan terhadap pelajar atau kalangan di bawah umur menjadi keprihatinan tersendiri bagi para siswa dan guru SMK di Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Para guru dan siswa SMKN 1 Ngawen pun membuat alat bernama Safety Riding Kit S2-HK yang menggunakan basis micro controler arduino nano.

Alat ini berfungsi mengamankan kendaraan dari pengguna yang tidak membawa SIM, STNK, bahkan tidak menggunakan helm. Pasalnya motor hanya bisa hidup jika pengguna memiliki dan membawa SIM serta menggunakan helm. Sistem kerja alat terbilang sederhana dan unik. Untuk menghidupkan mesin sepeda motor, pengguna harus menempelkan SIM dan STNK di bagian tertentu dari motor.

Sementara untuk helm, tali pengamannya harus terpasang dengan sempurna. Jika salah satu di antara perangkat tersebut tidak ada, jangan berharap bisa mengendarai motor. Tentunya ada peralatan yang harus dipasang di sepeda motor untuk membaca data SIM milik pengguna atau pemilik sepeda motor.

Advertisement

Salah seorang siswa yang ikut membuat alat ini, Taufik Kalfin Ashari (16), menjelaskan dalam 10 tahun terakhir banyak kasus kecelakaan yang melibatkan siswa SMKN 1 Ngawen. Bahkan beberapa di antaranya meninggal dunia.

Penyebabnya, mereka belum cukup matang dalam membawa sepeda motor, salah satu indikatornya tidak memiliki SIM. Selain itu, kecelakaan berakibat fatal terjadi karena siswa tidak menggunakan helm.

“Ide awalnya karena prihatin melihat banyaknya kasus kecelakaan,” ungkap Taufik, Rabu 11 Januari 2017. Bersama guru pembimbing mereka lalu mengembangkan alat pengaman bagi pengendara hingga menghasilkan Riding Kit S2-HK.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif