News
Kamis, 12 Januari 2017 - 17:15 WIB

Harga Elpiji 3 Kg akan Dinaikkan, Data Penerima Subsidi Harus Valid!

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi elpiji 3 kg (Dok/JIBI/Bisnis)

Subsidi elpiji seharusnya dibarengi data yang valid.

Solopos.com, SOLO — Data riil penerima dan kebutuhan subsidi elpiji 3 kilogram (kg) dinilai sebagai kunci sukses pelaksanaan penyaluran tertutup.

Advertisement

“Solo pernah menjadi pilot project penyaluran gas melon tertutup pada 2010 tapi gagal karena data tak valid. Saat itu, ada masyarakat tak mampu dan pelaku UMKM [usaha mikro, kecil, dan menengah] tidak didata. Data ini harus jelas di awal supaya penyaluran lancar,” ujar Wakil Ketua Bidang Elpiji Himpunan Wiraswasta Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas) Soloraya, Budi Prasetyo, Rabu (11/1/2017).

Dia menilai cukup sulit mengubah kebiasaan masyarakat untuk membeli elpiji nonsubsidi karena disparitas harga elpiji subsidi dan elpiji nonsubsidi cukup tinggi, yakni hingga dua kali lipat.

Advertisement

Dia menilai cukup sulit mengubah kebiasaan masyarakat untuk membeli elpiji nonsubsidi karena disparitas harga elpiji subsidi dan elpiji nonsubsidi cukup tinggi, yakni hingga dua kali lipat.

Selain itu, ada juga pelaku UMKM yang sehari butuh elpiji hingga 25 tabung karena memiliki usaha jagung rebus. Oleh karena itu, sejak awal jumlahnya harus jelas dan pengawasan ketat.

Budi menceritakan enam tahun lalu, rumah tangga yang berhak menerima bantuan mendapat kartu yang bisa digunakan untuk membeli maksimal tiga tabung dalam sebulan di tempat yang telah ditunjuk. Setiap membeli elpiji, kartu harus dibawa dan digesek ke sejenis electronic data capture (EDC) untuk mengurangi jatah elpiji sebulan yang hanya dibatasi tiga tabung untuk rumah tangga.

Advertisement

Namun dia mengatakan berdasarkan informasi yang diperoleh sebelumnya, Januari-Februari baru sosialisasi dan Maret uji coba di empat lokasi, yakni Lombok, Bali, Tarakan, dan Riau mulai dilakukan. Setelah itu, penerapan penyaluran tertutup dilakukan secara bertahap di seluruh Indonesia.

Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Solo, Rohannah, menyampaikan penyaluran tertutup dilakukan melalui electronic warung gotong royong (e-warong) menggunakan kartu combo dengan sistem electronic wallet (e-wallet) atau dompet elektronik yang bekerja sama dengan Bank Negara Indonesia (BNI).

E-wallet akan digunakan untuk menyalurkan tujuh program bantuan, di antaranya beras keluarga sejahtera (rastra), Kartu Indonesia Pintar (KIP), Kartu Sehat Sejahtera (KSS), Kartu Indonesia Sehat (KIS), subsidi elpiji, subsidi listrik, dan Rumah Tak Layak Huni (RTLH). Namun Januari ini masih fokus untuk penyaluran rastra sebagai pengganti raskin (beras keluarga miskin) kepada 31.947 keluarga.

Advertisement

Penerima Rastra

Penerima tersebut lebih banyak jika dibandingkan 2016 yang hanya 29.043 keluarga. Dia menjelaskan penambahan terjadi setelah dilakukan pendataan ulang dan menambahkan penerima Program Keluarga Harapan (PKH) yang belum mendapat rastra.

Penerima PKH di Solo tahun ini juga naik menjadi 12.281 keluarga dari sebelumnya hanya 8.503 keluarga. Dia mengungkapkan penyaluran elpiji subsidi tertutup hingga kini belum ada intruksi dari kantor pusat.

Advertisement

Oleh karena itu, dia belum mengetahui jumlah penerima subsidi elpiji apakah sama dengan penerima rastra. Apalagi khusus untuk bantuan subsidi elpiji tidak hanya untuk rumah tangga tapi juga pelaku UMKM.

“Data penerima rastra bertambah setelah dilakukan pendataan ulang oleh Bagian Perekonomian Setda Solo dan pendamping PKH. Belum tahu apakah penerima subsidi lainnya, datanya juga sama dengan penerima rastra. Harus menunggu pemberitahuan dari pusat dulu,” ujarnya.

Rohannah mengatakan telah berkoordinasi dengan Bulog Subdivre III Surakarta dan BNI untuk membentuk Rumah Pangan Kita (RPK) karena baru ada satu e-warong sebagai tempat penyaluran bantuan.

Penambahan e-warong selama ini belum bisa dilakukan karena belum ada juklak (petunjuk pelaksanaan). Oleh karena itu, RPK merupakan alternatif supaya rastra bisa segera disalurkan, maksimal Februari. RPK menurut rencana akan dibentuk di 43 titik di lima kecamatan yang saat ini sudah ada 12 RPK milik Bulog.

Pemimpin Cabang Utama BNI Arifin Solo, Iwan Affandi, mengatakan sudah ada kerja sama penyaluran elpiji subsidi melalui kartu combo. Namun dia mengaku hingga kini belum tahu teknis pelaksanaan dan berapa jumlah penerima pasti bantuan tersebut.

“Saat ini kami sedang menyiapkan kartu untuk penerima program rastra. Selain itu, kami juga sedang menyiapkan agen 46 untuk bisa melayani penyaluran program bantuan pemerintah, khususnya sembako,” kata dia.

Sementara itu, Sales Executive Elpiji Soloraya Pertamina Marketing Operation Region (MOR) IV, Uki Atma Nagara, juga mengatakan belum ada petunjuk teknis pelaksanaan penyaluran subsidi tertutup dari pemerintah.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif