Cuaca esktrem berupa angin kencang menimbulkan sejumlah korban
Harianjogja.com, SLEMAN – Sejak awal 2017 ini, wilayah Sleman tercatat sudah tiga kali mengalami bencana angin kencang. Jumlah kerugian materi sampai saat ini masih belum dihitung. Pemkab Sleman akan menanggung biaya pengobatan bagi korban bencana alam.
Baca Juga : CUACA EKSTREM : Satu Korban Bencana di Sleman Masih Dirawat di RS
Bencana angin kencang terakhir terjadi pada Senin (9/1/2017). Dari jumlah tersebut, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sleman mencatat terdapat 81 titik lokasi dan 113 pohon yang tumbang yang tersebar di Gamping, Mlati, Sleman, Ngaglik dan Seyegan. Dari jumlah tersebut, sebanyak 45 rumah warga, dua perkantoran dan empat unit kendaraan warga mengalami kerusakan akibat tertimpa pohon.
Angin kencang Senin kemarin juga merusak satu gudang dan tempat usaha di Mlati serta kandang bebek milik Nurus Syaifuddin warga Blunyah, Trimulyo, Sleman. Tidak hanya menimbulkan kerusakan yang parah, angin kencang kemarin melukai sejumlah warga. Total terdapat tujuh warga yang mengalami luka-luka, satu di antaranya masih dirawat insentif di Rumah Sakit Akademik Universitas Gadjah Mada (RSA UGM).
Jumlah tersebut belum termasuk korban dari relawan yang terluka saat mengevakuasi pohon di belakang Rumah Dinas Wakil Bupati Sri Muslimatun. Supriyadi, salah satu staf Pekerja Harian Lepas (PHL) BPBD Sleman mengalami kecelakaan kerja ketika memotong pohon Randu menggunakan gergaji mesin, Selasa (10/1/2017). Korban langsung dilarikan ke RSUD Sleman karena bagian bawah lutut luka robek cukup dalam akibat terkena gergaji mesin.
“Jumlah kerugian sampai saat ini masih belum kami hitung. Masih fokus pada penanganan dan evakuasi pohon tumbang. Yang jelas, seluruh biaya pengobatan korban bencana ditanggung Pemkab,” kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Makwan, Selasa (10/1/2017).